IMPLIKASI JOB REDESIGN TERHADAP KINERJA PEGAWAI MUSLIM STUDI FENOMENOLOGI ASN DI DINAS PM PTSP DAN NAKER KABUPATEN PEKALONGAN

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi job redesign bagi ASN karena melakukan pekerjaan diluar dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sehingga mengakibatkan berbagai masalah yang muncul dari kesulitan menentukan sasaran kinerja pegawai (SKP) dan bahkan mengakibatkan penundaan kenaikan jabatan sehingga berdampak pada kinerja dari pegawai dilingkungan instansi terkait. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling dilingkungan Dinas PM PTSP dan Naker dan diperoleh berjumlah tujuh orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode wawancara sebagai metode pokok, serta metode dokumentasi sebagai metode pendukung. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Job redesign meningkatkan motivasi karena pegawai merasa diberi tantangan baru dalam pekerjaannya. Job redesign juga memberikan penurunan motivasi ketika pegawai merasa harus bekerja dibidang sebelumnya dan job desk yang baru dan kondisi tersebut menjadi hambatan untuk belajar hal yang baru di seksi yang baru. Prosedur job redesign yang dilakukan secara tepat dapat membantu upaya menghemat waktu, tenaga, dan meningkatkan kualitas hasil juga seperti meningkatkan kepuasan pegawai. Sebaliknya ketidakpuasan bisa muncul ketika pegawai merasa job desk yang baru tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pelatihan setelah job redesign menjadi bagian yang penting dalam melaksanakan tugas mereka baik tugas yang sesuai tupoksi maupun tugas di luar job desk. Job fit yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan serta ketrampilan akan menyulitkan pegawai dalam mencapai target kinerja. Kondisi ini dapat diatasi dengan kemauan pegawai untuk belajar job desk yang baru salah satunya bertanya kepada pegawai senior. Ambiguitas peran muncul pada job redesign ketika ada dua job desk yang membutuhkan kemampuan yang berbeda. Ambiguitas peran juga dapat terjadi karena adanya kebingungan dalam administrasi pekerjaan dan minimnya rekan kerja dalam mengerjakan tugas.