Konseling merupakan bantuan psikologis kepada klien guna mendapatkan keputusan hidup yang dapat mengangkat harkat dan martabat mereka, sejak konseling pertama kali dipopulerkan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 terus mengalami perkembangan, namun kajian terhadap nilai-nilai konseling Islam berbasis seni tari lokal belum tuntas. Minimnya minat akademisi menkaji nilai-nilai konseling Islam pada seni tari lokal karena gerakan dan suara yang bersifat menghibur (entertain) pada tarian tidak termasuk ke dalam definisi konseling modern. Kajian ini menghadirkan nilai-nilai konseling Islam pada seni tari seudati masyarakat Aceh sebagai respon akademik terhadap perdebatan panjang mengenai pendekatan konseling di kalangan konselor. Penulis menggunakan data gabungan pada kajian ini, data lapangan guna menemukan nilai-nilai konseling Islam pada seni tari seudati dan data pustaka guna mengetahui kehadiran seni tari seudati dalam kontek sosialkegamaan di Aceh. Hasil kajian memperlihatkan bahwa pada seni tari seudati ditemukan nilai-nilai konseling Islam sebagaimana yang terangkum dalam ungkapan salam, pujian kepada Tuhan dan Nabi, busana yang bernuansa Islami, kombinasi dari tari musik tubuh dan sastra tetang nilai-nilai kehidupan yang Islami, dan pada awal pertumbuhannya menjadi media untuk mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada publik. Karena itu, penulis menyimpulkan bahwa kajian ini dapat memperkaya khazanah kajian tentang nilainilai konseling Islam berbasis budaya lokal. Para penggiat konseling dapat mempertimbangkan untuk menggunakan hasil kajian ini pada acara konseling terbuka untuk menolong individu yang memerlukan pendekatan konseling berbasis seni tari local yang Islami. Keywords: konseling, Islam, seudati
CITATION STYLE
Ibrahim, I. (2018). NILAI-NILAI KONSELING ISLAM PADA SENI TARI SEUDATI DI KALANGAN MASYARAKAT ACEH. At-Taujih : Bimbingan Dan Konseling Islam, 1(2). https://doi.org/10.22373/taujih.v1i2.7198
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.