Hasil studi Programme for International Student Assessment atau dikenal dengn PISA (2018) menunjukkan bahwa kemampuan literasi membaca siswa Indonesia 70% berada dibawah level kompetisi minimum. Dengan ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada pada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Rendahnya literasi di Indonesia ini jugalah yang menuntut pemerintah semakin gencar menggalakkan program gerakan literasi sekolah (GLS) tidak terkecuali bagi SD Tambakasri 5 sebagai lembaga penyelenggara dan pelaksana pendidikan. Pelaksanaan literasi sekolah yang menjadikan guru sebagai subjek pelaksana kegiatan program GLS tentu akan berjalan dengan baik ketika kemampuan berliterasi guru meningkat, tidak hanya meminta siswa membaca 15 menit sebelum pembelajaran sebagai bentuk pembiasaan tetapi guru juga harus mengembangkan minat baca anak dan mengintegrasikannya dalam kegiatan pembelajaran. Solusi yang ditawarkan sebagai upaya meningkatkan minat baca anak dan upaya pengintegrasian literasi kedalam pembelajaran yakni melalui pelatihan peningkatan kemampuan berlitersi dengan bermain berbasis buku atau yang dikenal dengan bookish play untuk guru SDN Tambakasri 5. Bookish play merupakan upaya guru menumbuhkan minat baca anak dengan mengintegrasikan sumber belajar dan sumber kebahagian kepada siswa SD yang terkategori anak-anak akhir.
CITATION STYLE
Ulum, B., & Saputra, S. Y. (2023). Pelatihan Keterampilan Berliterasi dengan Metode Bookish Play untuk Guru SDN Tambakasri 5 Sumbermanjing Wetan. JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia), 7(3), 199–206. https://doi.org/10.33366/japi.v7i3.3959
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.