Arus globalisasi perlahan telah mengikis nilai-nilai luhur budaya bangsa yang telah diwariskan oleh para leluhur sejak abad-abad sebelumnya. Nilai-nilai kearifan budaya lokal yang merupakan bagian dari identitas diri suatu bangsa seringkali terlupakan seiring kehidupan yang semakin modern. Apabila hal semacam ini terus-menerus dibiarkan terjadi, maka bukan tidak mungkin jika pada akhirnya bangsa ini akan kehilangan jati dirinya. Untuk itulah penguatan kearifan lokal menjadi suatu hal yang perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh, salah satunya melalui pendidikan. Dalam kajian ini dibahas mengenai upaya penguatan kearifan lokal dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika, melalui pembelajaran berbasis budaya. Sekitar tahun 1985, D’Ambrosio memperkenalkan konsep pembelajaran berbasis budaya dalam konteks matematika yang kemudian dikenal dengan istilah etnomatematika. Secara umum, etnomatematika dapat dipandang sebagai suatu konsep pembelajaran matematika dalam kerangka budaya dan antropologi. Dalam etnomatematika, siswa bukan hanya diajak untuk mengembangkan kemampuan matematisnya melainkan juga mempertahankan budaya yang merupakan karakter asli bangsanya. Oleh sebab itu, etnomatematika dipandang relevan tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan matematis siswa, namun juga memperkuat nilai-nilai kearifan lokal dalam diri siswa tersebut.
CITATION STYLE
Chrissanti, M. I. (2019). Etnomatematika sebagai salah satu upaya penguatan kearifan lokal dalam pembelajaran matematika. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 4, 243–252. https://doi.org/10.33654/math.v4i0.191
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.