Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) menimbulkan syok dan kematian. Penderita DBD di Yogyakarta sebagian besar usia 1 -12 tahun dengan DBD parah. Asupan vitamin D rendah diasumsikan penyebab DBD parah. Asumsi ini perlu dibuktikan dengan menganalisis pengaruh asupan Vitamin D dan keparahan DBD. Rancangan penelitian adalah studi kasus kontrol. Penelitian di bangsal rawat inap anak dan instalasi catatan medik RS Jogja dan RSUP Dr. Sardjito. Kasus adalah anak usia 1 -14 tahun dengan DBD grade III & IV, kontrolnya DBD grade I & II. Data asupan vitamin D diambil dengan food frequency questionnaire (FFQ). Variabel luar adalah indeks massa tubuh (IMT), usia, status penyakit kronis dan intensitas terpapar matahari pagi. Analisis dengan uji-t dan regresi logistik. Hasil penelitian di-dapatkan 60 kasus dan 60 kontrol tanpa matching. Cut-off point asupan vi-tamin D berdasarkan ROC curve adalah 2,7 µg/hari. Penderita DBD parah rata-rata asupan vitamin D 1,10 kali lebih sedikit dibandingkan DBD tidak parah. Rata-rata asupan vitamin D lebih rendah 1 µg/day bersama IMT ≥18,75 kg/m 2 , penyakit kronis, dan kurang terpapar matahari pagi berpe-ngaruh pada DBD parah (OR=0,47; 95% CI: 0,32-0,71). Cukup Asupan vi-tamin D disarankan untuk menghindari keparahan DBD. Penyakit kronis dan berat badan lebih perlu menjadi perhatian tenaga medis sebagai ke-waspadaan dini terjadinya shock. Kata Kunci: Anak usia 1 -14 tahun, asupan vitamin D, demam berdarah dengue, tingkat keparahan Abstract Dengue hemorrhagic fever (DHF) lead to shock and death. Patient in Yogyakarta mostly aged 1 -12 years old with severe dengue. A low vitamin D intake is assumed to be the cause of severe dengue. This assumption needs to be proved by analyzing the effect of vitamin D intake and severity of DHF. Study design was a case control study. Research on children's wards and medical record installation in hospital. Cases were children with DHF grade III and IV, the control of DHF grade I & II. Data vitamin D intake was obtained by FFQ. Outer variables: BMI, age, chronic diseases and in-tensity morning sun exposure. Analysis by t-test and logistic regression. The results showed 60 cases and 60 controls without matching. Cut-off point vi-tamin D intake based ROC curve was 2.7 µg/day. Patients with severe dengue average vitamin D intake of 1.10 times less than not severe dengue. The average vitamin D intake lower 1 µg/day with a BMI ≥ 18.75 kg/m 2 , chronic disease, and less exposed to the morning sun effect on severe dengue (OR = 0.47, 95% CI: 0.32 to 0.71). Sufficient vitamin D intake is rec-ommended to avoid the dengue severity. Chronic diseases and more weight should be a concern of medical personnel as early warning shock occur-rence.
CITATION STYLE
Andrias, Hanafie, A., & Wijaya, D. W. (2017). Perbandingan Validitas Sistem Penilaian APACHE II, SOFA, dan CSOFA Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien yang Dirawat di Instalasi Rawat Intensif RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal Anestesi Perioperatif, 5(1), 21–27. https://doi.org/10.15851/jap.v5n1.998
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.