Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah herba meniran hijau (Phyllanthus niruri L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa herba meniran mengandung senyawa lignin dan terpenoid yang mempunyai potensi sebagai antibakteri. Masyarakat menggunakan meniran sebagai obat gatal-gatal dengan cara meminum air rebusan meniran, menurunkan kadar glukosa dan diuretik serta meningkatkan daya tahan tubuh. Herba meniran dibuat ekstrak dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Selanjutnya direfluk selama 6 jam dengan pelarut yang sama. Esktrak herba meniran diformulasikan menjadi granul effervescent dengan variasi kadar sumber asam yaitu asam sitrat dan asam tartrat, dengan perbandingan FI (0,5g : 1,5g), FII (1g : 1g), FIII (1,5g : 0,5g). Granul effervescent dilakukan evaluasi fisik meliputi laju alir, sudut diam, susut pengeringan, waktu larut. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa ekstrak herba meniran mengandung flavonoid, alkaloid, sterol dan triterpenoid, saponin, polifenol dan tannin. Kecepatan alir masing-masing formula meningkat seiring bertambahnya asam tartrat yang ditambahkan dalam formula, semakin tinggi asam tartrat yang ditambahkan maka waktu alirnya semakin cepat. Hasil waktu larut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi natrium bikarbonat maka semakin lama waktu larut dari sediaan granul effervescent. Berdasarkan hasil yang diperoleh, semua formula memiliki nilai pH 4-5.
CITATION STYLE
Indarto, I., & Puspitasary, K. (2022). PENGARUH VARIASI KADAR ASAM BASA TERHADAP WAKTU LARUT GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.). Jurnal Health Sains, 3(8), 1343–1349. https://doi.org/10.46799/jhs.v3i8.569
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.