Apel dikonsumsi sebagai buah segar maupun produk olahan. Sebagai produk olahan (buah kaleng, jus, sari buah), apel menyisakan limbah berupa kulit dan ampas, yang kebanyakan digunakan subsitusi pupuk dan pakan ternak atau dibuang. Kandungan pektin dalam buangan tersebut belum termanfaatkan. Penelitian ini memanfaatkan limbah tersebut untuk dipungut kandungan pektinnya. Apel dikupas, sedang daging buah diperas, dipisahkan sari buahnya dan diambil ampasnya. Kulit dan ampas dikeringkan, kemudian diekstraksi dalam labu leher tiga dengan solven air pada suasana asam (dipakai, HCl). Ekstraksi dilakukan dengan variasi suhu (60, 70, 80, 90 dan 100 0 C), pH (2; 2,5; 3; 3,5 dan 4), waktu (30, 60, 90, 120 dan 150) menit. Ekstrak disaring dalam keadaan panas, kemudian ditambahkan Aceton hingga terbentuk endapan. Endapan dicuci dengan Alkohol hingga netral dan dikeringkan dalam oven sampai beratnya kanstan, sebagai pektin kering. Kondisi operasi optimal dicapai pada suhu eketraksi 90 0 C, dengan pH larutan untuk ampas (3,5), untuk larutan kulit pH 3, dan waktu operasi 90 menit. Pektin kering yang terpungut (rerata) pada kondisi operasi tersebut adalah 13,940 % (berat) untuk ampas dan 12,897 % (berat) untuk kulit apel.Perlu dilakukan uji kelayakan hasil jika pektin tersebut akan dimanfaatkan sebagai subsitusi bahan pangan, bahan pengobatan dan industri farmasi.
CITATION STYLE
Subagyo, P. (2014). Pemungutan Pektin dari Kulit dan Amapas Apel Secara Ekstraksi. Eksergi, 10(2), 47. https://doi.org/10.31315/e.v10i2.340
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.