Abad 21 ini, problematika jati diri menjadi persoalan yang penting di tengah kecanggihan teknologi yang semakin mutakhir. Salah satu problem era digital ialah lahirnya hiperrealitass. Yakni kekaburan antara realitas asli dengan realitas semu karena citra teknologi visual. Dengan hadirnya hiperrealitas memunculkan gejala hoaks, opini-opini bercitra fantasi, maupun post-truth yang pada gilirannya mengganggu kedirian manusia yang autentik. Artikel ini bertujuan mengkontesktualisasikan gagasan eksitensialisme religius Soren Kierkegaard di era Digital. Artikel ini memakai pendekatan kualitatif, yang datanya diambil dengan model dokumenter. Data diambil dari literatur kekinian terkait pemikiran Kierkegaard dan problematika era Digital. Data dianalisis dengan metode hermeneutika Hans Gadamer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Kierkegaard kaya akan khazanah teologi, filsafat, dan spiritualitas yang secara khusus mampu menjawab kegelisahan eksistensial diri manusia, yakni dengan cara bergulat kepada kebatiniahan.
CITATION STYLE
Mohamad Za’in Fiqron. (2023). SIGNIFIKANSI EKSISTENSIALISME RELIGIUS SOREN KIERKEGAARD DI ERA DIGITAL. PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Humaniora, 2(4), 662–673. https://doi.org/10.56799/peshum.v2i4.1664
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.