RS “X” Palopo saat ini belum menggunakan pengendalian persediaan seperti metode ABC, EOQ, dan ROP di instalasi Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk menangani infeksi akibat bakteri, penggunaan antibiotik sangat tinggi untuk penanganan infeksi di RS, tidak tercukupinya jumlah kebutuhan persediaan antibiotik dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya resistensi antibiotik pada pasien. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Terdapat 42 item obat antibiotik yang menjadi populasi pada penelitian ini. Pengendalian yang dilakukan di IFRS adalah stock upname, kartu stock, dan pelaporan. Tetapi belum menggunakan metode pengendalian khusus, baik untuk prioritas jenis persediaan dan jumlah pemesanan obat. Berdasarkan analisis ABC, kelompok A terdiri dari 2 obat, kelompok B terdiri dari 5 obat, dan kelompok C terdiri dari 35 obat. Berdasarkan analisis EOQ jumlah pesanan optimum untuk 42 jenis obat antibiotic, masing-masing memiliki variasi yang berbeda-beda, untuk kelompok A mulai dari 517 – 913 unit untuk setiap kelompok obat, kelompok B memiliki variasi 55 – 4.667 unit, sedangkan kelompok C memiliki variasi 32 - 2.101 unit. Metode analisis ROP dengan mempertimbangkan safety stock dan lead time selama 3 hari masing-masing bervariasi mulai dari 166-263 unit pada kelompok A, 11-3.309 unit pada kelompok B, dan 0-4.524 unit pada kelompok C.
CITATION STYLE
Annisa, A. R., Astari, C., & Samsi, A. S. (2023). Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode Analisis Activity Based Costing (ABC), Economic Order Quanity (EOQ), dan Reorder Point (ROP) di Instalasi Farmasi RS “X” Kota Palopo Tahun 2022. Jurnal Surya Medika, 9(3), 8–17. https://doi.org/10.33084/jsm.v9i3.6459
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.