Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana Kompas.com sebagai salah satu media elite dengan traffic pembaca tertinggi di Indonesia dalam merepresentasikan kasus perundungan terhadap anak SD di Tasikmalaya yang terjadi pada Juli 2022. Pengungkapan dijabarkan secara deskriptif dengan berlandaskan pada pendekatan Analisis Wacana Kritis. Model analisis wacana kritis yang digunakan adalah model Norman Fairclough, khususnya untuk mengkaji pilihan-pilihan tekstual Kompas.com, seperti pilihan kata dan kalimat. Terdapat 36 teks berita yang dirilis Kompas.com yang berkaitan dengan kasus perundungan ini. Karena luasnya populasi data, data dibatasi dengan teknik purposive sampling sehingga hanya 15 teks berita yang dipilih. Data kemudian dikumpulkan melalui metode simak dengan teknik catat. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa Kompas.com dalam merepresentasikan aktor sosial yang terlibat cenderung tidak setara, yakni korban dijelaskan melalui kronologi kejadian dengan leksikon bernada emosional. Pelaku, di sisi lain, digambarkan melalui penggambarannya sebagai pihak yang tidak berniat merundung korban dan pihak yang membutuhkan perlindungan dari pihak yang berwenang. Adapun pihak yang berwenang, penggambarannya didominasi oleh leksikon-leksikon deskriptif karena berfokus pada penjelasan mengenai tugas pokok hingga tanggapan yang diberikan. Di sisi lain, peristiwa perundungan digambarkan Kompas.com sebagai peristiwa yang kompleks, yakni banyaknya faktor sosial yang menjadi penyebab terjadinya perundungan. Penekanan pada faktor-faktor sosial ini secara tidak langsung menjauhkan pelaku dari tanggung jawabnya sebagai pihak yang juga bersalah dalam peristiwa yang terjadi.
CITATION STYLE
Nurul Aulia Annisa, & Baskoro, B. R. S. (2023). REPRESENTASI AKTOR SOSIAL KASUS PERUNDUNGAN ANAK PADA KOMPAS.COM: ANALISIS WACANA KRITIS. MABASAN, 17(1), 1–22. https://doi.org/10.26499/mab.v17i1.600
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.