Dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama, setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang realisasi maksim percakapan dalam acara Hitam Putih di Trans7. Masalah penelitian ini berkaitan dengan pelaksanaan, pelanggaran dan faktor penyebab terjadinya pelanggaran maksim percakapan yang terdapat dalam acara Hitam Putih di Trans7. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Analisis data penelitian diperoleh bahwa tuturan dalam acara Hitam Putih di Trans7 telah menggunakan prinsip umum kerja sama dan maksim percakapan Grice serta mematuhi ke empat maksimnya, yakni: Pelaksanaan maksim kuantitas; pelaksanaan maksim kualitas; pelaksanaan maksim relevansi; pelaksanaan maksim pelaksanaan atau cara. Di samping mematuhi prinsip umum tersebut, tuturan dalam acara Hitam Putih di Trans7 terdapat pelanggaran maksim, yakni: pelanggaran maksim kuantitas; pelanggaran maksim kualitas; pelanggaran maksim relevansi; pelanggaran maksim pelaksanaan atau cara. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam acara Hitam Putih di Trans7 terdapat pelaksanaan dan pelanggaran ke empat maksim percakapan tersebut. Dari analisis pelanggaran maksim percakapan dapat disimpulkan ada beberapa faktor penyebab terjadinya pelanggaran maksim percakapan, yaitu: faktor sosial budaya, faktor humor, faktor keinginan penutur yang ingin meyakinkan dan menginformasikan, serta faktor perluasan atau pengembangan topik pembicaraan dari lawan bicara.
CITATION STYLE
Harpriyanti, H., & Oktani, H. S. (2016). Realisasi Maksim Percakapan dalam Acara Hitam Putih di Trans7. STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(1). https://doi.org/10.33654/sti.v1i1.319
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.