Kèjhungan adalah gaya nyanyian Madura yang memiliki ciri-ciri kontur melodi dengandidominasi nada-nada tinggi, penuh dengan ketegangan suara (nyaring), ekspresif, dan terpola.Kèjhungan seringkali dianalogikan sebagai sebuah bentuk ekspresi “keluh-kesah” semata. Kelantangansuara, ketinggian nada, dan pengolahan melodi yang penuh melismatis mengesankan nyanyian iniseperti orang yang sedang berteriak, membentak, dan merintih-rintih. Penelitian ini dilakukan untukmengungkap hubungan antara karakteristik kèjhungan dengan dunia pengalaman manusia pemiliknya.Oleh karenanya, aspek yang dikaji tidak hanya melihat aspek materi nyanyian itu sendiri, melainkanmelihat pula perilaku menyanyikannya. Melalui analisis struktural-hermeneutik dan pendekatanetnoestetik, ditemukan bahwa kellèghãn (pola-pola kalimat lagu) menjadi karakteristik pokok daribentuk kèjhungan dan teknik vokalnya yang bertumpu pada capaian ekspresi yang “menggebu-gebu”.Ide dan konsep yang tergali dibalik itu menunjukkan adanya relasi antara kebiasaan menyanyi orangMadura dengan pengalaman sejarah sosial-budayanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwanyanyian Madura secara fenomenologis memberikan petunjuk yang sangat jelas sebagai representasidari ekspresi budaya dan pengalaman estetik, khususnya pada sub kultur barat Madura. Kellèghãn Pattern and Kèjhungan Vocal Technique, the Representation of Madurese CulturalExpression and Aesthetic Experience. Kèjhungan is a singing style specific to Madurese. It features thepatterned melodic contour dominated by high pitch vocal, expressiveness, and full of vocal intensity. Maduresekèjhungan is often misperceived only as a form of “moaning” due to its piercing sound, high pitch note, andmelismatic melody. Kèjhungan gives an impression of a person shrieking and moaning at the same time. Thestudy of kèjhungan was conducted to reveal the relationship between the singing characteristic and humanexperiences. Therefore, kèjhungan aspects should not only focus on the singing material itself, but it shouldalso include a study on how people sing it. Using the structural-hermeneutic analysis and ethno aestheticapproach, the kellèghãn (patterns of musical phrase) and vocal techniques that rest upon volatile expressionare the basic characteristics of kèjhungan. The idea and concept behind those techniques show a connectionbetween Madurese singing practice and the chronicle of their socio-cultural experience. Finally, this researchshows that in phenomenological aspect it gives a very clear clue on the representation of the Madurese cultureexpression and aesthetic experience, especially the sub-culture of West Madura.
CITATION STYLE
Mistortoify, Z., Haryono, T., Ganap, V., & L. Simatupang, G. R. L. (2014). Pola Kellèghãn dan Teknik Vokal Kèjhungan Representasi Ekspresi Budaya Madura dan Pengalaman Estetiknya. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 15(1), 1–17. https://doi.org/10.24821/resital.v15i1.796
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.