Pengaruh Jenis Pupuk dan Waktu Penyiangan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Terung Ungu (Solanum melongena L.)

Abstract

Terung ungu (Solanum melongena L.) termasuk tanaman famili solanaceae. Produksi terung di Indonesia mengalami fluktuasi pada lima tahun terakhir. Produksi terung pada tahun 2015 sebesar 514.332 ton tahun-1, tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 509.332 ton tahun-1, kemudian pada tahun 2017 hingga 2019 mengalami peningkatan masing masing sebesar 535.417, 551.552 dan 575.393 ton tahun-1, namun pada tahun 2020 mengalami penurunan kembali menjadi 575.392 ton tahun-1 (BPS, 2021). Jumlah konsumsi terung per kapita pada tahun 2021 dalam seminggu sebesar 0,05 kg atau 2,6 kg dalam setahun (BPS, 2022). Penurunan produktivitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kesuburan tanah yang menurun dan keberadaan gulma pada lahan budidaya, sehingga perlu dilakukan pemupukan dan pengendalian gulma untuk meningkatkan produktivitas tanaman terung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari interaksi antara jenis pupuk dan waktu penyiangan serta pengaruhnya pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat interaksi antara jenis pupuk dan waktu penyiangan pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 hingga Agustus 2022, di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, timbangan analitik, oven pengering, meteran, jangka sorong, kamera, LAM (Leaf Area Meter) dan kuadran 50 cm x 50 cm. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu bibit terung ungu varietas Mustang F1, pupuk kandang sapi, pupuk urea (46\%), SP-36 (36\%) dan KCl (60\%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor yaitu faktor 1: Jenis pupuk (N), N1: pupuk organik, N2: pupuk anorganik, N3: pupuk organik + anorganik. Faktor 2: Waktu penyiangan (P), P0: tanpa penyiangan, P1: penyiangan 28 HST, P2: penyiangan 21 dan 35 HST, P3: penyiangan 14, 28 dan 35 HST. Kedua faktor tersebut dikombinasikan sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 petak percobaan. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengamatan gulma yang terdiri dari analisis vegetasi gulma dan bobot kering gulma. Pengamatan pertumbuhan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun. Pengamatan hasil terdiri dari jumlah buah per tanaman, bobot segar buah per tanaman, diameter buah dan bobot buah per hektar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5\% untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh perlakuan. Hasil analisis ragam yang berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5\%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pada perlakuan jenis pupuk dan waktu penyiangan memiliki interaksi pada pengamatan bobot buah segar per tanaman dan bobot buah per hektar namun tidak memiliki interaksi pada variabel pengamatan lainnya. Perlakuan jenis pupuk dan waktu penyiangan masing-masing memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengamatan bobot kering gulma, ii pertumbuhan dan komponen hasil panen lainnya. Perlakuan jenis pupuk organik + anorganik dan pupuk anorganik serta waktu penyiangan 14, 28 dan 35 HST dan waktu penyiangan 21 dan 35 HST memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada beberapa variabel pengamatan gulma, pertumbuhan dan hasil panen