Latar belakang. Deksmedetomidin bolus memiliki efek samping transient hypertension, bradikardi dan hipotensi. Penggunaan deksmedetomidin intravena dosis rendah diharapkan tidak menimbulkan efek samping dibandingkan midazolam sebagai kontrol. Penelitian ini bertujuan membandingkan tingkat sedasi pada pemberian deksmedetomidin dosis 0,3 μg/kgbb/jam intravena selama 15 menit dosis tunggal dengan midazolam 0,05 mg/kgbb intravena sebagai agen premedikasi pada pasien yang menjalani pembedahan elektif dengan anestesia umum Metode. Penelitian memiliki desain uji klinik dengan randomisasi tersamar ganda dan dilakukan pada 80 pasien pembedahan elektif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu deksmedetomidin 0,3 μg/kgbb/jam intravena dan kelompok midazolam 0,05 mg/kgbb dosis tunggal. Kedua kelompok kemudian menjalani prosedur induksi, laringoskopi-intubasi yang sama. Tingkat sedasi pada menit ke-20 setelah obat mulai diberikan akan dibandingkan. Tingkat sedasi disebut baik bila berada pada Ramsay Sedation Scale 2. Hasil. Sebanyak 40 pasien (100%) yang mendapatkan deksmedetomidin berada pada Ramsay Sedation Scale 2, sedangkan 25 (62,5%) pasien dari 40 yang mendapatkan midazolam berada pada Ramsay Sedation Scale 2 dan 15 pasien (37,5%) berada pada Ramsay Sedation Scale 3 (p<0,005). Kesimpulan. Deksmedetomidin intravena dosis tunggal memiliki tingkat sedasi yang lebih baik daripada midazolam intravena.
CITATION STYLE
Minarni, A., Firdaus, R., & Pryambodho. (2022). Tingkat Sedasi pada Pemberian Deksmedetomidin atau Midazolam pada Pasien yang Menjalani Pembedahan Elektif dengan Anestesia Umum di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Majalah Anestesia & Critical Care, 40(3), 167–172. https://doi.org/10.55497/majanestcricar.v40i3.271
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.