Masyarakat Lampung asal suku Bali dan Jawa yang mendiami Daerah Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah memiliki kesenian jathilan dan joged bumbung sebagai bagian kesenian daerah asalnya. Kedua kesenian ini menjadi kebanggaan dan dapat menjalin hubungan yang erat dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk melihat pengaruh yang ada dalam kesenian jathilan dan joged bumbung ini digunakan pendekatan etnokoreolgi dan sistem kemasyarakatan. Etnokoreologi dipandang mampu melihat, menelaah, dan menjawab berbagai bentuk tarian-tarian daerah dari berbagai suku. Metode lapangan dan kepustakaan digunakan untuk mengkaji dan menelaah pengaruh dari kedua kesenian ini dalam hubungan bermasyarakat. Untuk itu, kehidupan masyarakat dari kedua suku ini sangat toleran dari sisi seni, sosial, dan budaya. Tidak mengherankan bahwa, hubungan sosial yang baik ini sampai terdapat dua kesenian rakyat dari jenis, asal usul, dan budaya yang berbeda dapat dijadikan perekat dalam hubungan sosialnya. Kerapkali dalam upacara keagamaan, perkawinan, maupun hari besar nasional kesenian ini sering tampil. Dalam penampilan kesenian tersebut selalu ramai dikunjungi oleh kedua etnis ini, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua. Pertunjukan jathilan dan joged bumbung sama-sama dalam pementasannya berbentuk arena. Penari dikelilingi penonton yang secara bebas melihat dari mana saja. Kesenian jathilan secara umum ditampilkan pada siang sampai sore hari, sedangkan joged bumbung dipentaskan pada malam hari.
CITATION STYLE
Mustika, I. W., & Setyarini, P. (2022). Pengaruh Kesenian Jathilan dan Joged Bumbung bagi Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat: Studi Kasus pada Etnis Jawa dan Bali di Lampung, Indonesia. Mudra Jurnal Seni Budaya, 37(1), 45–59. https://doi.org/10.31091/mudra.v37i1.1896
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.