Dalam mengonsumsi obat, selain diperhatikan indikasinya, perlu diperhatikan pula hal-hal lainnya. Bentuk obat, kelarutan, laju disolusi (kecepatan melarutnya suatu obat di dalam tubuh), dan bioavailibilitas obat (ketersediaan jumlah obat dalam darah) harus diperhatikan. Salah satu yang mempengaruhi kelarutan, laju disolusi, dan bioavailibitas obat tersebut adalah sifat zat padat yang menyusun obat tersebut. Secara singkat, di sekitar kita terdapat beberapa bentuk zat yaitu zat padat, zat cair, dan gas. Zat padat sendiri jika dilihat dengan menggunakan mikroskop dan instrumen X-Ray Diffractrometer akan terbagi menjadi 2 bentuk yaitu “amorf” dan bentuk “kristal”.Tujuan mempelajari sifat dan bentuk suatu senyawa adalah untuk menentukan bagaimana senyawa tersebut diperlakukan. Baik dari proses produksi, sampai senyawa tersebut telah menjadi bentuk sediaan obat jadi dan masuk ke dalam tubuh. Dosis yang diperhitungkan harus tetap dijaga sampai obat tersebut sampai kepada pasien sehingga dengan kata lain stabilitas obat tersebut harus dijaga. Bentuk sediaan padat merupakan bentuk sediaan yang paling stabil. Oleh karena itu, mempelajari bagaimana suatu zat padat menjadi sediaan yang dapat berguna bagi tubuh dapat membantu untuk tahu pula bagaimana sediaan tersebut harus disimpan, bagaimana cara meminumnya, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana sifat-sifat padatan tersebut mempengaruhi kerja obat.Kata kunci : Efikasi, Obat, Padatan, Zat Aktif
CITATION STYLE
Dewi, F. N. (2019). Efikasi Obat dipengaruhi oleh Karakteristik Padatan Zat Aktifnya. Farmasetika.Com (Online), 3(2), 21. https://doi.org/10.24198/farmasetika.v3i2.21618
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.