Studi ini berupaya mendeskripsikan pola komunikasi pseudonym dari pengguna media sosial Whisper. Whisper menawarkan pengalaman untuk bebas berekspresi di ruang siber, termasuk mengenai isu-isu sensitif ataupun tentang orang-orang terdekat tanpa teridentifikasi langsung secara personal oleh pengguna lainnya. Di sisi lain, tidak mudah untuk menjadi sepenuhnya anonim melalui pseudonym dalam berinteraksi. Anonim bukan sesuatu yang bersifat biner. Lebih jauh lagi, alih-alih mendapatkan jaminan untuk bebas berekspresi, media sosial berbasis anonim memungkinkan penggunanya melakukan cyberbullying, pelecehan seksual, penipuan, dengan kurangnya pertanggungjawaban. Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan pola komunikasi pseudonym dari pengguna media sosial Whisper. Teori Difusi Inovasi dan teori Penggunaan dan Kepuasan digunakan sebagai pijakan akademis. Penelitian ini merupakan studi etnografi virtual dengan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Paradigma dalam penelitian ini adalah interpretif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pseudonym melalui Whisper dijadikan sebagai penyalur ketidakpuasan, pengakuan, pencarian informasi, dan pencarian teman. Penelitian ini juga menemukan pelecehan dan titik masuk prostitusi. Komunikasi pseudonym tidak menjadikan para penggunanya menjadi setara. Literasi digital dan kesadaran untuk melakukan komunikasi di ruang publik berbasis internet oleh para penggunanya mutlak diperlukan.
CITATION STYLE
Adiyanto, W., & Putra, E. M. D. (2023). KOMUNIKASI PSEUDONYM PENGGUNA MEDIA SOSIAL WHISPER. EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 6(3), 489–504. https://doi.org/10.33822/jep.v6i3.6106
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.