Adanya permasalahan kerusakan struktur yang melebihi ketentuan, menyebabkan retrofit menjadi alternatif terbaik dibandingkan metode konvensional. Penelitian eksperimental untuk mengetahui parameter kerusakan, kapasitas desain FRP StrongGlass E450 sebagai bahan retrofit dan perilaku balok beton bertulang pasca retrofitting. Hasil Hammer Test balok existing hlap (270 mm) < hmin (286 mm), mutu beton terkecil K.408 belum mencerminkan perilaku daktail balok existing pada kondisi retak dan lendutan melebihi ijin. Kerusakan belum menyebabkan keruntuhan, di mana hasil uji tarik nilai fy rataan 348,47MPa dan fu rataan 491,32MPa masih melebihi batas minimum sehingga BjTP 12 terpasang berkontribusi maksimal pada daktilitas balok. Kemiripan nilai lendutan hasil analisis teoritis dan SAP 2000, maka permodelan SAP 2000 digunakan dalam desain FRP, di mana tipe StrongGlass E450 jumlah 1 lapis, lebar 200 mm sepanjang 3 balok uji memenuhi syarat kuat lentur, kuat geser, dan lendutan. Pasca uji pembebanan dengan beban pasir seberat 4200 Kg (meningkat 25,98 %) dalam 3 tahap, kuat tarik balok retrofit max 117,325 MPa (meningkat 23,879 %) dan regangan max. 0,00154 mengindikasikan balok belum mencapai luluh. Pasca injeksi pada retakan turut mempengaruhi kekakuan balok terhadap lendutan, saat pra-retrofit P1 (-34 mm) dan P2 (-37 mm), serta pasca retrofit P1 (-30,8 mm) dan P2 (-34,2 mm).
CITATION STYLE
Kristanto, L., Sumargo, & Muhammad Iqbal. (2023). Analisis Kekuatan Struktur Pasca Retrofitting pada Kerusakan Struktur Balok Beton Bertulang. Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu Dan Aplikasi Teknik, 22(1), 53–64. https://doi.org/10.55893/jt.vol22no1.502
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.