Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir di RSUD Cengkareng: Kajian Gambaran Berdasarkan Usia Kehamilan dan BBLR

  • Chairy A
  • Jumhati S
  • Sulistio A
N/ACitations
Citations of this article
16Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Bayi baru lahir (BBL) merupakan golongan umur dengan risiko gangguan kesehatan tertinggi. Salah satu gangguan kesehatan yang dapat dialami BBL adalah hiperbilirubinemia, yaitu kondisi kadar bilirubin dalam darah bayi yang tinggi. Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kelahiran prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar bilirubin total pada BBL di RSUD Cengkareng. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan bilirubin total dengan metode Diazo sulfanilat pada alat Architect c4000 di RSUD Cengkareng sebanyak 62 responden periode Januari-Desember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar bilirubin total pada BBL di RSUD Cengkareng sebagian besar tinggi, yaitu sebesar 77%. Berdasarkan usia kehamilan, kadar bilirubin total mayoritas melebihi nilai normal pada BBL dengan usia kehamilan 37 minggu (65%) dan 37-42 minggu (83%). Berdasarkan berat badan lahir rendah (BBLR), kadar bilirubin total mayoritas di atas batas normal (67%). Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 60% BBL di RSUD Cengkareng mengalami hiperbilirubinemia. Hal ini perlu menjadi perhatian karena hiperbilirubinemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti kernikterus.

Cite

CITATION STYLE

APA

Chairy, A., Jumhati, S., & Sulistio, A. P. (2023). Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir di RSUD Cengkareng: Kajian Gambaran Berdasarkan Usia Kehamilan dan BBLR. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 15(1), 169–179. https://doi.org/10.37012/jik.v15i1.1831

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free