Indikator Antropometri Sebagai Prediktor Glukosa Darah Puasa Terganggu Pada Usia Dewasa Di Tangerang Selatan

  • Nisa H
  • Fatihah I
N/ACitations
Citations of this article
22Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

In recent decades, the prevalence of Diabetes Mellitus (DM) type-2 has significantly increased globally and nationally in Indonesia. High risk of DM type-2 is associated with Impaired Fasting Glucose (IFG), and IFG changes conditions are closely related to increasing anthropometric indicators. This study aimed to assess the association between anthropometric indicators and IFG status in adults aged ≥40 years in South Tangerang City. A cross-sectional study was conducted among 320 respondents aged ≥40 years and lived in Sub District of East Ciputat, South Tangerang City. The results of the study indicated that 17.5% of 320 adults had IFG conditions. Anthropometric indicators for central obesity were significantly associated with IFG status. Multivariate analysis indicated that there were significant associations between anthropometric indicators (waist circumference/WC, waist to hip ratio/WHR, waist to height ratio/WHtR), and IFG status (p<0.05). The multivariate-adjusted odds ratios (95% confidence interval) of IFG status for anthropometric indicators were 3.43(1.52-7.71), 7.71(1.79-33.24), and 3.11 (1.04-9.24), respectively. Body Mass Index/BMI was not significantly associated with IFG status (p>0,05). This study noted that examining central obesity indicators regularly merits consideration for the prevention of IFG conditions among adults. We need to increase community awareness to prevent IFG and DM type-2 through health promotion of controlling adults’ body mass and cholesterol with normal fasting blood glucose. Abstrak Pada beberapa dekade terakhir, prevalensi Diabetes Melitus tipe-2 (DM tipe-2) di dunia dan khususnya di Indonesia mengalami peningkatan. Risiko tinggi untuk DM tipe-2 berhubungan dengan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT). Perkembangan kondisi GDPT dikaitkan dengan peningkatan indikator antropometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indikator antropometri dengan GDPT pada orang dewasa usia ≥40 tahun di Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 320 orang yang berusia ≥40 tahun dan tinggal di Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 17,5% dari 320 orang dewasa mengalami kondisi GDPT. Indikator antropometri untuk obesitas sentral berhubungan bermakna dengan GDPT. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa lingkar pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Panggul dan Rasio Lingkar Pinggang terhadap Tinggi Badan berhubungan dengan kejadian GDPT (Nilai-P <0,05). Setelah disesuaikan dengan faktor perancu, dihasilkan Rasio Odds (95% Confidence Interval) masing-masing sebesar 3,43 (1,52-7,71), 7,71 (1,79-33,24) dan 3,11 (1,04-9,24). Indeks Massa Tubuh tidak ditemukan mempunyai hubungan dengan GDPT. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pengecekan indikator obesitas sentral secara berkala untuk mencegah kondisi GDPT pada orang dewasa. Diperlukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengontrol massa tubuh dan lemak tubuh orang dewasa dengan glukosa darah puasa normal untuk mencegah GDPT dan DM tipe-2.

Cite

CITATION STYLE

APA

Nisa, H., & Fatihah, I. Z. (2020). Indikator Antropometri Sebagai Prediktor Glukosa Darah Puasa Terganggu Pada Usia Dewasa Di Tangerang Selatan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(4), 267–274. https://doi.org/10.22435/hsr.v23i4.3604

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free