Anemia merupakan salah satu faktor risiko perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum jika tidak tertangani dengan baik, kasus ini meningkatkan kematian maternal. Berdasarkan data ruang kebidanan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, jumlah kasus tahun 2010 berjumlah 15 kasus mengalami peningkatan menjadi 40 kasus pada tahun 2011, tahun 2012 berjumlah 34 kasus, dan tahun 2013 jumlah 24 kasus dan tahun 2014 berjumlah 18 kasus. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan anemia pada kehamilan dengan perdarahan postpartum. Rancangan penelitian ini case control. Sampel kasus penelitian ini adalah ibu bersalin dengan diagnosa perdarahan postpartum berjumlah 44 responden. Kelompok kontrol adalah ibu bersalin yang tidak mendapatkan diagnosa perdarahan postpartum berjumlah 44 responden. Analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan anemia pada kehamilan (p=0,00) ada hubungan bermakna dengan perdarahan postpartum. Variabel lain usia ibu (p=0,02), paritas (p=0,00), retensio plasenta (p=0,00) dan induksi persalinan (p=0,00) ada hubungan bermakna dengan perdarahan postpartum. Spasing (p=0,23) dan riwayat perdarahan postpartum (p=0,31) tidak ada hubungan dengan perdarahan postpartum. Simpulan anemia pada kehamilan ada hubungan bermakna dengan perdarahan postpartum. Usia ibu, paritas, retensio plasenta dan induksi persalinan faktor lain berhubungan dengan perdarahan postpartum.
CITATION STYLE
Oktaviani, O. (2017). ANEMIA PADA KEHAMILAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 4(2), 121–128. https://doi.org/10.36743/medikes.v4i2.78
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.