Kajian ini membahas tentang peran strategis tradisi (sastra) lisan sebagai pelestari ekologi sekaligus promosi destinasi wisata tempatan. Tradisi (sastra) lisan banyak jenisnya, namun pada intinya merupakan kebiasaan yang diteruskan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Saat ini tradisi lisan dianggap sebagai cerita atau legenda belaka yang berisi mitos tentang suatu tempat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, misalnya. Akan tetapi tanpa disadari oleh masyarakat pendukungnya, tradisi lisan itu telah memberikan legitimasi pelestarian ekologis dan destinasi wisata pada lingkungannya. Pembahasan ini menggunakan perspektif materialisme budaya dengan ontologi tradisi atau cerita lisan yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Sumatera Barat. Berdasarkan analisis teks dan konteks cerita tersebut ditemukan bahwa dibalik cerita yang sudah mentradisi itu terdapat fakta materil lokasi tumbuhnya yang tidak dipahami oleh masyarakatnya. Bukan mitos itu yang dijadikan misi penggubah cerita, melainkan upaya mempertahankan eksistensi ekologi lingkungan tempatan. Seiring dengan perkembangan nalar dan kebutuhan manusia menumbuhkan keingintahuan. Untuk membuktikan kebenaran cerita tradisi tersebut mereka berkunjung sekaligus rekreasi di lokasi yang dikisahkan dalam cerita. Secara lisan atau melalui kemajuan teknologi tradisi lisan itu diekspos di dunia maya sehingga tersebar informasi tentang keunikan lokasi tersebut. Hal itu menyebabkan banyak orang berkunjung, maka berkembanglah lokasi itu menjadi destinasi wisata. Dengan demikian, tradisi lisan bermanfaat untuk keberlanjutan bumi dan manusia.
CITATION STYLE
Anwar, K. (2019). ORAL TRADITION (LITERATURE): CONSERVATION OF ECOLOGY AND PROMOTION OF TOURISM DESTINATION. Magistra Andalusia: Jurnal Ilmu Sastra, 1(1). https://doi.org/10.25077/majis.1.1.3.2019
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.