ABSTRAK Penyu termasuk ke dalam daftar merah IUCN dan keberadaannya terancam punah. Kegiatan pemanfaatan penyu kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia, seperti yang terjadi di Pantai Nipah. Selain itu, gangguan pada habitat peneluran penyu, seperti kerusakan vegetasi, pengalihfungsian lahan, dan kegiatan wisata menjadi faktor lain kepunahan penyu. Lokasi peneluran penyu di Pantai Nipah telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) dan dikelola oleh TCC (Turtle Conservation Community) Nipah serta menjadi destinasi wisata, akan tetapi pengelolaan wisata di Pantai Nipah masih dalam proses pengembangan dan membutuhkan strategi pengelolaan wisata yang sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian wisata penyu dengan menggunakan metode deskriptif dan purposive sampling untuk pengambilan data, accidental sampling untuk kuesioner, serta analisis kesesuaian wisata, daya dukung wisata, dan SWOT untuk menentukan strategi pengembangan wisata peneluran penyu. Indeks Kesesuaian Wisata peneluran penyu di Pantai Nipah sangat sesuai dengan nilai 79% dan daya dukung wisata maksimal 143 wisatawan per area 239,1 m 2 . Adapun arahan pengembangan wisata edukasi penyu perlu memerhatikan kondisi sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kesesuaian habitat penyu serta ditingkatkan kualitasnya. Peningkatan kesadartahuan masyarakat sekitar terhadap pentingnya melestarikan penyu, dan membuat perencanaan terstruktur untuk wisata edukasi penyu. Kata Kunci : Lombok Utara, TCC Nipah , wisata penyu ABSTRACT Sea turtle is included in the IUCN red list and its existence is threatened with extinction. Illegal sea turtle utilization activities often occur in various regions in Indonesia, as happened at Nipah Beach. The existence of sea turtles on Nipah Beach is increasingly threatened by disturbances to sea turtle nesting habitats, like vegetation damage, conversion of land into buildings, and tourism activities. The sea turtle nesting area on Nipah Beach has been designated as Essential Ecosystem Area (EEA) and managed by TCC (Turtle Conservation Community) Nipah and become a tourist destination, even though, tourism management on Nipah Beach is still in the process of being developed and requires a tourism management strategy that fits the needs. This study aims to examine the suitability of sea turtle tourism using descriptive and purposive sampling methods for data collection, accidental sampling for questionnaires, and analysis of tourism suitability, tourism carrying capacity, and SWOT, to determine the strategy for developing sea turtle nesting tourism. The Tourism Suitability Index for sea turtle nesting at Nipah Beach is very suitable with a value of 79% and a maximum tourism carrying capacity of 143 tourists per area of 239.1 m 2 . The direction for the development of turtle educational tourism, it is necessary to pay attention to the condition of facilities and infrastructure that are adapted to the suitability of sea turtle habitats and to improve their quality. Increasing the awareness of the local community about the importance of conserving sea turtles, and making structured plans for sea turtle educational tours. Keywords : North Lombok, TCC Nipah, sea turtle edu tourism
CITATION STYLE
Kineta, T., Indarjo, A., & Munasik, M. (2023). Kajian Pengembangan Wisata Peneluran Penyu di Pantai Nipah, Lombok Utara Sebagai Destinasi Ekowisata Edukasi Penyu. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 16(1), 80–87. https://doi.org/10.21107/jk.v16i1.15386
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.