Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap pergeseran makna kata “bujang” yang terdapat pada film Nagabonar yang dirilis pada tahun 1987. Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan pendekatan semiotika. Metode pengumpulan data dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara. Nagabonar merupakan film yang berlatar belakang jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia saat melawan penjajahan Jepang dan Belanda. Menceritakan seorang pemuda berasal dari Medan bernama Nagabonar yang berhasil diangkat menjadi jenderal perang yang membela daerah sekitaran Deli Serdang dari penjajah. Dari unsur budaya, perwatakan, gaya bahasa, kostum, serta ibu nya yang mengunyah sirih terlihat jelas sangat kental budaya batak yang diperlihatkan dalam film ini. Pendekatan semiotik ini dapat menganalisis dari setiap langue dan parole sehingga tercipta sebuah karakter atau penekanan tokoh pemeran dalam film. Hasil penelitian menjelaskan adanya kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penggunan kata ‘Bujang’ agar tidak latah dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari.
CITATION STYLE
Sya’dian, T. (2017). PERGESERAN MAKNA KATA “BUJANG” PADA FILM NAGABONAR KARYA ASRUL SANI. PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia Dan Industri Kreatif, 2(2), 166–176. https://doi.org/10.22303/proporsi.2.2.2017.166-176
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.