Peran Gereja dalam Bingkai Kebenaran Alkitab Terhadap Perkawinan Beda Agama

  • Setiawan T
  • Suranto S
N/ACitations
Citations of this article
46Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Marriage was God's plan from the beginning since the creation of the first humans, Adam and Eve.  Genesis 2:18 said that it was not good for humans to be alone.  As a social being who got along in the society, there was a possibility for a man or woman to be acquainted and chose a marriage partner from a different religion so they performed an interfaith marriage.  How did the Bible highlight this issue?   This research used a  descriptive qualitative method with a literature approach in which   interfaith marriages were studied and explored from various references such as journals, literature,    online news and more specifically  from biblical sources.   This study aimed to enable Christians in general to know God's will about a marriage and to equip the church leaders to teach about marriage in accordance with the biblical truth. The conclusion was that the Bible forbade interfaith marriages, but if they were already in that situation, then remained in the marriage unless the non-believer spouse wanted to divorce, then the divorce could be carried out. AbstrakPerkawinan adalah rencana Allah sedari semula sejak penciptaan manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa. Dalam Kejadian 2:18 bahwa tidak baik manusia itu seorang diri saja. Sebagai makhluk sosial yang bergaul dalam kehidupan masyarakat tidak tertutup kemungkinan bagi seorang laki-laki atau perempuan untuk mengenal, memilih pasangan dari agama yang berbeda sehingga melakukan perkawinan beda agama. Bagaimana kebenaran Alkitab dalam menyoroti masalah ini? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif desktiptif dengan pendekatan kepustakaan di mana perkawinan beda agama digali dan didalami dari berbagai referensi seperti jurnal, literatur, berita online dan terlebih khusus dari sumber Alkitab. Penelitian ini bertujuan supaya umat Kristiani secara umum dapat mengetahui kehendak Allah dari suatu perkawinan, dan bagi para pemimpin gereja supaya dapat memberikan pengajaran tentang perkawinan yang sesuai dengan kebenaran Alkitab Kesimpulan yang didapat bahwa Alkitab melarang untuk melakukan perkawinan beda agama, tetapi jika sudah terlanjur berada dalam situasi itu, maka tetaplah bertahan kecuali pasangan yang tidak seiman itu hendak melakukan cerai, maka perceraian dapat dilaksanakan.Kata kunci: Peran Gereja, kebenaran Alkitab, Perkawinan, Beda Agama

Cite

CITATION STYLE

APA

Setiawan, T., & Suranto, S. (2023). Peran Gereja dalam Bingkai Kebenaran Alkitab Terhadap Perkawinan Beda Agama. CHARISTHEO: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 2(2), 199–212. https://doi.org/10.54592/jct.v2i2.139

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free