AbstractPesantren is a social resource is a cultural maintenance in the community. The linkage of pesantren in the role of society gives birth to ideological and historical continuity with the community. PPKP Ribathul Khail is the oldest Islamic boarding school in Tenggarong City, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province, which lives with the indigenous people of Kutai Kraton, which is identical with the dimensions of belief, traditional rituals, and cultural expression. In its religious reality, PPKP Ribathul Khail is faced with the choice of sowing moderate religious values, tolerance within the framework of pluralism, and being at the forefront of improving the quality of life of the community through Islamic education activities carried out. His acceptance of the Kutai Kraton Ethnic in traditional rituals manifests his tolerance and moderation attitude that is present because of the view of sociocultural wisdom. This paper is the result of field research that attempts to present data on the sociocultural wisdom of pesantren as the upstream of religious moderation and its various dynamics to create a sustainable relationship with the indigenous people of Kutai Kraton in East Kalimantan.Keywords: Sociocultural Wisdom, Religious Moderation, Indigenous Peoples of Kutai Kraton AbstrakPesantren sebagai sumberdaya sosial menjadi pemelihara budaya di masyarakat. Keterkaitan pesantren dalam peranan kemasyarakatan melahirkan kesinambungan ideologi dan historis bersama masyarakat. PPKP Ribathul Khail adalah pesantren tertua di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, yang hidup bersama masyarakat adat Kutai Kraton, yang identik dengan dimensi kepercayaan, ritual adat, dan ekspresi berbudaya. Dalam realitas keberagamaannya, PPKP Ribathul Khail dihadapkan dengan pilihan mampu menyemai nilai-nilai keberagamaan yang moderat, bertoleransi dalam bingkai kemajemukan, serta menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan pendidikan Islam yang dilakukan. Penerimaannya terhadap Etnis Kutai Kraton dalam ritual adat, merupakan perwujudan sikap toleransi dan moderatnya yang hadir karena pandangan kearifan sosiokutural. Tulisan ini adalah hasil penelitian lapangan yang berupaya memaparkan data tentang kearifan sosiokultural pesantren sebagai hulu moderasi beragama, dan berbagai dinamikanya untuk menciptakan kesinambungan relasinya dengan masyarakat adat Kutai Kraton di Kalimantan Timur.Kata Kunci: Kearifan Sosiokultural, Moderasi Beragama, Masyarakat Adat Kutai Kraton
CITATION STYLE
Mubarak, M., & Yuspa, A. (2023). Kearifan Sosiokultural: Hulu Moderasi Beragama Pesantren Bersama Masyarakat Adat Di Kalimantan Timur. Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman, 22(1), 21–43. https://doi.org/10.18592/al-banjari.v22i1.7010
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.