PLWHA (People Living with HIV / AIDS) have a feeling of being afraid of being stigmatized and discriminatory treatment related to their illness so that they tend to hide their status from others (non self disclosure), and trigger mental emotional disorders. Factors that are very influential on Self Disclosure of PLWHA are social support, then Group Supportive Therapy can be applied as a solution to this problem. The purpose of this study was to analyze the effect of Supportive Group Therapy on PLWHA self disclosure in area of Turen Health Center in Malang Regency. The design of this study was Quasi experimental a pretest-posttest approach with control group. Involving 24 PLWHA in Turen District Malang Regency as a treatment group and PLWHA in Kepanjen District as a control group. The treatment group was given supportive therapy covering 4 sessions. Measurement of self-disclosure PLWHA by using the instrument Revised Self Disclosure Scale (RSDS). The results of this study showed that in both groups treatment and control groups there were significant differences in the value of self-disclosure before and after the treatments were analyzed using the Wilcoxon test. In the treatment group, p value = 0.001 (<0.05) and in the control group p value = 0.014 (<0.05). The results of the analysis of differences in self disclosure before and after treatment between the treatment group and the control group used Mann Whitney test showed that the results were p = 0.001 (<0.05). This can be interpreted that there were a significant effect of the application of supportive group therapy on Self Disclosure. Supportive group therapy was an effective for increasing self-disclosure of PLWHA so that the risk of mental emotional disorders can be minimized. Keywords : Self Disclosure, Group Supportive Therapy, PLWHA Abstrak : ODHA(Orang dengan penyakit HIV/AIDS) memiliki perasaan takut mendapat stigma dan perlakuan diskriminatif terkait penyakitnya sehingga cenderung menyembunyikan statusnya dari orang lain,sehingga dapat memicu munculnya gangguan mental emosional. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap keterbukaan diri ODHA yaitu dukungan sosial, maka Terapi Supportif Kelompok dapat diaplikasikan sebagai solusi dari permasalahan ini.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Terapi Supportif Kelompok terhadap keterbukaan diri ODHA di wilayah kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Desain penelitian ini adalah Quasi eksperimental dengan pendekatan pretest–posttest with control group. Melibatkan 24 ODHA di Kecamatan Turen Kabupaten Malang sebagai kelompok perlakuan dan 20 ODHA di Kecamatan Kepanjen sebagai kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberi terapi supportif meliputi 4 sesi. Pengukuran keterbukaan diri ODHAdengan menggunakan instrument Revised Self Disclosre Scale (RSDS). Hasil penelitian ini menunjukkan baik di kelompok perlakuan maupun kontrol terdapat perbedaan yang bermakna dari nilai keterbukaan diri sebelum dan setelah diberikan perlakuan yang dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Pada kelompok perlakuan didapatkan nilai p=0,001 (<0,05) dan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p=0,014 (<0,05). Meskipun keduanya sama-sama mengalami kenaikan, namun selisih pada nilai kelompok perlakuan menunjukkan nilai yang lebih besar dari kelompok kontrol. Dibuktikan dengan uji analisis uji Mann Whitney didapatkan hasil yaitu p=0,001 (<0,05). Kesimpulan pada penelitian ini membuktikan bahwa penerapan terapi supportif kelompok efektif dalam meningkatkan keterbukaan diri ODHA sehingga risiko gangguan mental emosional dapat diminimalkan. Kata kunci : Keterbukaan diri, Terapi Supportif Kelompok, ODHA
CITATION STYLE
Kumalasari, G. (2020). PENGARUH TERAPI SUPPORTIF KELOMPOK TERHADAP KETERBUKAAN DIRI ORANG DENGAN HIV/AIDS DI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 6(1). https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v6i1.209
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.