Hingga saat ini masih terdapat kelompok rawan yang masih memiliki permasalahan kesejahteraan subjektif, yaitu kelompok transpuan lansia karena masih kuatnya stigma yang masih ada di masyarakat. Dengan melakukan diskusi terarah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian kesejahteraan subjektif pada transpuan lansia dalam kehidupan sosial, agama, ekonomi, dan layanan publik. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan focus group discussion yang mengeksplorasi mengenai kehidupan transpuan, kehidupan transpuan, hubungan sosial, pekerjaan, agama, dan pemenuhan pangan. Analisis dilakukan dengan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Partisipan yang terlibat berjumlah 5 orang dengan kriteria memasuki usia lansia dan tergabung di pondok pesantren Al-Fatah Yogyakarta. Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh partisipan masih mengalami kesulitan perekonomian. Kesulitan ekonomi yang dialami para transpuan ini mendorong Pondok Pesantren Al-Fatah ini terus memberikan pelatihan intensif dan memperbanyak pelatihan di berbagai bidang demi meningkatkan kualitas ekonomi yang mereka hadapi. Selanjutnya, terkait aspek sosial, agama, dan penggunaan layanan publik, partisipan didukung oleh Pondok Pesantren dengan memberikan kemudahan untuk mengakses tempat ibadah, mendapatkan layanan publik serta bersinergi dengan masyarakat sekitar tanpa takut menerima diskriminasi. Selain itu, pondok pesantren juga membantu partisipan untuk dapat mengakses pangan dengan memberikan bantuan sembako.
CITATION STYLE
Desi, D., Sanubari, T. P. E., & Wijayanti, P. (2022). Gambaran Kesejahteraan Subjektif dan Kepuasan Pangan Transpuan Lansia di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Jiwa, 10(1), 69. https://doi.org/10.26714/jkj.10.1.2022.69-80
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.