Enterobiasis disebabkan oleh cacing usus yang dapat menyerang siapa saja namun lebih sering dilaporkan kasusnya pada anak. Angka kejadian tertinggi sebesar 52,6% di Godong Grobogan. Penelitian ini menggali informasi kasus enterobiasis pada balita di daerah dengan ketersediaan sumber air bersih yang kurang memadai. Observasi secara cross-sectional diskriptif dilakukan terhadap 74 balita di Desa Marong Lombok Tengah. Pengambilan specimen apusan perianal menggunakan periplaswab, lalu diperiksa secara mikroskopis, sedangkan variabel lain diobservasi dan wawancara responden. Kasus enterobiasis ditemukan sebesar 27,0% pada balita. Ketersediaan sumber air bersih hanya 21,7% dari jumlah keluarga. Kebersihan kuku balita sebanyak 48,6% kurang baik. Kebersihan selimut dan sprei tempat tidur anak yang kurang baik masing-masing sebesar 50,0% dan 27,0%. Kamar tidur anak tanpa pencahayaan matahari langsung sebanyak 74,3%. Sebanyak 31,1% keluarga belum melakukan pengobatan mandiri. Tingginya angka enterobiasis di Desa Marong harus dipecahkan dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama terkait penyediaan sarana air bersih dan yang kedua adalah upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan infeksi enterobiasis.
CITATION STYLE
Sumanto, D., Alfizena, M. S., & Kristini, T. D. (2021). Enterobiasis: Infeksi Kecacingan Penting pada Balita. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(1), 26–36. https://doi.org/10.15294/jppkmi.v2i1.47560
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.