CERITA RAKYAT “BELU MAU, SABU MAU, DAN TI’I MAU” SEBAGAI IKATAN TIGA SUKU BANGSA DAN NILAI KEARIFAN LOKAL

  • Kembaren E
  • Sanubarianto S
N/ACitations
Citations of this article
10Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Geographically, Belu, Sabu, and Rote (Ti'i) are three regencies located on three islandsfar apart in the province of East Nusa Tenggara. The three islands, regencies, and ethnic groups share folk tales that have become legends and rarely known by society and even researched. The purpose of this research is to reveal the local wisdom values contained in the folk tales of "Belu Mau, Sabu Mau, and Ti'i Mau". The method used in this research is descriptive qualitative. Moreover, this study employed transcripts of stories from informants residing in Bello Village, Kupang City as sources of data. Interviews and observations were also conducted to collect data. The data were analyzed using the theory of sociology of literature from the perspective of Goldmann's genetic structuralism. Having analyzed, we can identify the local wisdom values  encompassed in the folk tales of "Belu Mau, Sabu Mau, and Ti'i Mau", they are (1) Brotherhood value, this value is upheld by the three ethnic groups where they place bro-therhood as the most essential bond, despite differences in religion, ethnicity, and geographical location; (2) Harmony value, it is a value based on mutual respect that has been maintained from generations; (3) Historical Value, it is the history of the three ethnic groups’ journeys which became a milestone in unifying their relationship; (4) Religiosity value, it means brotherhood bonds which agreed upon in a traditional custom always deal with the religiosity understanding of other supreme being power; (5) Juridical value, the eternity of brotherhood bonds lies in their descendants who are bound by customary oaths and agreements.Secara geografis, Belu, Sabu, dan Rote (Ti’i) merupakan tiga kabupaten yang berada di tiga pulau yang berjauhan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari tiga pulau, tiga kabupaten, dan tiga suku tersebut, terdapat cerita rakyat yang menjadi legenda dan jarang diketahui oleh masyarakat bahkan diteliti. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat “Belu Mau, Sabu Mau, dan Ti’i Mau”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah transkrip cerita dari informan di Kelurahan Bello, Kota Kupang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teori sosiologi sastra dalam perspektif strukturalisme genetik Goldmann. Dari hasil analisis ditemukan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat “Belu Mau, Sabu Mau, dan Ti’i Mau”, yaitu  (1) nilai persaudaraan, merupakan nilai yang dijunjung tinggi oleh ketiga suku tersebut dan menempatkan persaudaraan jauh lebih penting dari perbedaan agama, suku, dan pulau tempat mereka berdomisili; (2) nilai kerukunan, nilai yang dilandasi oleh rasa saling hormat-menghormati yang dipertahankan secara turun-temurun; (3) nilai historis, merupakan sejarah perjalanan tiga suku yang menjadi tonggak dalam mempersatukan hubungan mereka; (4) nilai reli-giositas, ikatan persaudaraan yang disepakati dalam adat selalu berurusan dengan pemahaman religiositas dari kekuatan lain; (5) nilai yuridis, kelanggengan persaudaraan terletak pada keturunan yang diikat oleh perjanjian dan sumpah adat.

Cite

CITATION STYLE

APA

Kembaren, E. S., & Sanubarianto, S. T. (2021). CERITA RAKYAT “BELU MAU, SABU MAU, DAN TI’I MAU” SEBAGAI IKATAN TIGA SUKU BANGSA DAN NILAI KEARIFAN LOKAL. Widyaparwa, 49(2), 302–314. https://doi.org/10.26499/wdprw.v49i2.792

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free