Kedai Kopi: Kepintaran Kopi dalam Menciptakan Ruang di Kota Malang

  • Susanti W
  • Mutia F
  • Agustin D
N/ACitations
Citations of this article
43Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

“Ngopi sek ben gak salah paham” merupakan salah satu jargon andalan di masyarakat Jawa Timur. Dimana jargon tersebut merupakan ajakan untuk minum kopi di kedai kopi sambil ngobrol dan menikmati rokok selama berjam-jam. Sehingga terdapat pergeseran makna dalam menikmati kopi. Kopi tidak lagi sebagai minuman pelengkap yang hanya bisa dinikmati di rumah, tetapi kopi menjadi pusat dalam menghadirkan suatu ruang dan sebagai wujud keseharian kaum pinggiran dan kaum urban. Dalam perkembangan kedai kopi tidak lagi identik dengan bangunan masif tetapi lebih kepada konsep berkumpul (sosialisasi). Manusia dengan sendirinya akan menghadirkan ruang ketika menikmati kopi. Sehingga banyak ditemukan kepintaran kopi dalam menciptakan ruang dengan keberagaman langgam. Penelitian ini berusaha untuk mengupas kepintaran kedai kopi dalam menciptakan ruang melalui pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian adalah adanya ruang yang diciptakan oleh kopi yaitu ruang budaya, ruang arsitektural, ruang imajinatif dan ruang digital.

Cite

CITATION STYLE

APA

Susanti, W. D., Mutia, F., & Agustin, D. (2020). Kedai Kopi: Kepintaran Kopi dalam Menciptakan Ruang di Kota Malang. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 17(2), 149–154. https://doi.org/10.23917/sinektika.v17i2.11569

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free