Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggolongkan Kabupaten Blitar sebagai daerah sulit air bersih danrawan kekeringan sehingga penggunaan air tanah cenderung meningkat. Penelitian ini menganalisisperubahan lahan tahun 2002-2011, kebutuhan air, infiltrasi, dan ketersediaan air tanah. Penelitian inimelakukan analisis pemanfaatan lahan (melalui interpretasi citra Landsat), analisis run off dan infiltrasi(menggunakan metode hidrometeorologi), analisis kebutuhan air (sektor domestik, perkotaan,pertanian, peternakan, perikanan dan industri) serta analisis ketersediaan air tanah (dari selisihinfiltrasi dan total kebutuhan air tanah). Interpretasi citra Landsat 2002-2011 mengindikasikanpeningkatan signifikan area permukiman serta penurunan pemanfaatan lahan yang berpotensi sebagaidaerah resapan seperti persawahan, hutan, perkebunan, dan lahan kosong. Analisis infiltrasimengindikasikan bahwa pada bulan kering (dengan curah hujan kecil/nol) infiltrasi terbatas sehinggamenyebabkan defisit ketersediaan air tanah. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingginyaperubahan lahan terbuka menjadi lahan terbangun terutama dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahunterakhir. Penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah mempertahankan luasan lahan terbukadan meningkatkan tingkat resapan air hujan melalui pembuatan embung, biopori, atau sumur resapan.Kata Kunci : air tanah, pemanfaatan lahan, infiltrasi, kebutuhan air, ketersediaan air
CITATION STYLE
Widodo, T. (2013). Kajian Ketersediaan Air Tanah Terkait Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Blitar. JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA, 9(2), 122. https://doi.org/10.14710/pwk.v9i2.6516
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.