Status gizi dinyatakan sebagai keadaan tubuh yang merupakan akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, status gizi balita sangat berpengaruh dalam beberapa aspek. Gizi kurang pada balita dapat memberi dampak negatif bagi fisik maupun mental yang dapat menghambat prestasi belajar. Upaya yang dilakukan untuk mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi adalah dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran petugas kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan frekuensi kunjungan ke Posyandu dengan status gizi Balita yang berkunjung ke Posyandu didalam Cakupan Puskesmas Arjuno. Jenis penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 30 responden yang diambil dengan cara teknik Simple Random Sampling. Teknik pengambilan data dengan menggunakan buku KMS dan observasi pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil uji Spearman didapatkan nilai (p = 0,000 ; ɑ = 0,05 ; r = 0,905) artinya ada hubungan frekuensi kunjungan ke posyandu dengan status gizi balita di Posyandu Asri RW 4 dengan sangat kuat, dimana semakin tinggi tingkat frekuensi kunjungan ke Posyandu maka akan semakin baik pula tingkat perkembangan status gizi Balita tersebut. Diharapkan Agar orangtua Balita dapat meluangkan waktu untuk melakukan kunjungan ke Posyandu serta memanfaatkan Posyandu yang tersedia sebagai sarana konsultasi kesehatan Balita dan sebagai deteksi dini adanya gangguan perkembangan pada Balita
CITATION STYLE
I Putu Raditya Agustiawan, & Pitoyo, J. (2020). Hubungan Frekuensi Kunjungan ke Posyandu dengan Status Gizi Balita. PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL, 2(1), 9–16. https://doi.org/10.54832/phj.v2i1.114
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.