MANAJEMEN PIUTANG VENDOR DI BANK SAMPAH INDUK SURABAYA

Abstract

Abstrak. Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) merupakan bank sampah pusat di Kota Surabaya yang menerima dan menyetorkan berbagai macam jenis sampah anorganik yang telah terpilah dari lingkungan.Bank Sampah Induk Surabaya selain memberikan edukasi dibidang pengelolaan lingkungan kepada masyarakat juga turut berperan serta menjaga kelestarian lingkungan dengan menyerap sampah anorganik dari masyarakat yang kemudian disalurkan kepada industri untuk didaur ulang menjadi produk baru. Sumber pendapatan utama Bank Sampah Induk Surabaya yaitu hasil penjualan sampah terpilah. Akan tetapi saat ini sumber pendapatan tersebut belum optimal dalam menopang operasional, disebabkan penjualan yang terjadi tidak seluruhnya dalam bentuk tunai beberapa diantaranya dalam bentuk kredit. Jumlah piutang yang cukup signifikan tentu berpengaruh besar terhadap likuiditas keuangan BSIS terutama di masa pandemic, sehingga manajemen piutang sangat diperlukan untuk mengatur likuiditas keuangan dan mencegah kebangkrutan. Kata kunci: Bank Sampah Induk Surabaya, Manajemen Piutang   Abstract. The Surabaya Waste Bank (BSIS) is a central waste bank in the city of Surabaya that accepts and deposits various types of inorganic waste that has been separated from the environment then distributed to the industry to be recycled into new products. The main source of income for The Surabaya Waste Bank (BSIS) is the sale of separated waste. However, at this time the source of income is not optimal in supporting operations, due to sales that occur not entirely in cash, some of which are in the form of credit. The significant amount of receivables certainly has a big impact on BSIS's financial liquidity, especially during the pandemic, so that receivables management is very necessary to regulate financial liquidity and prevent bankruptcy. Keywords: Surabaya Waste Bank, Receivable Management