Kajian etnobotani dilakukan untuk mengeksplor dan memanfaatkan keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya di daerah ex-karesidenan Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan, cara pemanfaatan, dan persentase pemakaian tumbuhan dalam adat kematian di Eks-Karesidenan Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif eksploratif yang menggunakan dua pendekatan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Sampel yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel yakni (purposive sampling). Sampel yang dipilih adalah orang yang dianggap paling tahu tentang kajian etnobotani adat kematian di Daerah Sragen, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, dan Klaten. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan interview informan yang bersifat semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sekiar 23 tumbuhan yang digunakna dalam adat kematian di Eks-Karesidenan Surakarta. Masing-masing tumbuhan memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. 23 tumbuhan yang digunakan memiliki persentase penggunaan dengan rentang dari 100% sampai 14.2%. Persentase 100% dimiliki oleh tumbuhan mawar yang selalu ada di adat kematian ketujuh daerah, sedangkan persentase 14.2% dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan seperti bambu, beringin (Ficus benjamina), daun pisang (Musa paradisiaca), jati (Tectona grandis), padi (Oryza sativa), tanaman hias, kunyit (Curcuma longa), tembakau (Nicotiana tabacum), mangkokan (Polyscias scutellaria), keningkir (Cosmos caudatus), ubi jalar (Ipomoea batatas) dan ubi talas (Colocasia esculenta) yang hanya ditemukan spesifik dalam satu daerah di Eks-Karesidenan Surakarta.
CITATION STYLE
Nisa, S. K. (2018). TUMBUHAN - TUMBUHAN DALAM KAJIAN ETNOBOTANI ADAT KEMATIAN DI EKS-KARISIDENAN SURAKARTA. JURNAL BIOSAINS, 4(1), 1. https://doi.org/10.24114/jbio.v4i1.8471
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.