ABSTRAK Sistem bagi hasil untuk tanaman pangan yang sudah lama diatur dalam UUBH sampai saat ini masih belum diterapkan oleh semua pihak. Dari fungsi produksi yang ada dapat diketahui apakah penggunaan faktor produksi sudah optimal atau belum, jika belum optimal seberapa banyak penggunaan faktor produksi agar penggunaannya menjadi optimal. Metode pengambilan data secara proportionate stratified random sampling dengan strata kelas tanah sebanyak 90 responden yang melaksanakan sistem bagi hasil Pemilik Penggarap, Maro, dan Mertelu di Desa Sembon kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda, rumus Index efisiensi, dan Gini Ratio. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang nyata penggunaan faktor produksi dengan produk yang dihasilkan dengan model dugaan dari fungsi produksi Cobb-Douglas, Untuk sisem pemilik penggarap: R2 = 91,10%; untuk sistem Maro: R2 = 89,07%; untuk sistem Mertelu: R2 = 85,46%. Proses produksi untuk semua sistem bagi hasil secara fisik dapat dianggap berada dalam daerah rasional, untuk sisem pemilik penggarap ; Ʃbi = 1,1076; untuk sistem Maro : Ʃbi = 1,0430; untuk sistem Mertelu : Ʃbi = 1,0832. Penggunaan faktor produksi untuk seluruh sistem Bagi Hasil sudah efisien karena Indeks Efisiensinya = 1. Produktivias tidak ada perbedaan yang nyata antara sistem bagi Pemilik Penggarap, Maro dan Mertelu. Pemerataan pendapatan pada sistem Pemilik Penggarap pada skala ketimpangan tinggi, sedang untuk sistem Maro dan Mertelu ketimpangannya rendah.Kata Kunci: Faktor produksi; Pemilik penggarap; Maro; Mertelu.
CITATION STYLE
Sutiknjo, T. D., & Artini, W. (2020). OPTIMALISASI DAN PEMERATAAN PENDAPATAN PETANI PADA USAHATANI PADI SISTEM BAGI HASIL. Jurnal Agrinika : Jurnal Agroteknologi Dan Agribisnis, 3(2). https://doi.org/10.30737/agrinika.v3i2.726
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.