As a Chairman of the Constitutional Court that is used to be associated with the law, it is unfortunate if Akil Mochtar ultimately can not escape from the law itself over what he had done. The crimes committed have forced him to leave the position and accepted the punishment, both the law and the punishment of public justice. Criticism and scathing comments from the public flew due to deep disappointment at the head of this legal institution. The purpose of this study is to describe the form of sarcasm figure of speech contained in the group www.merdeka.com which commented and described a variety of language used in the disclosure of sarcasm figure of speech group www.merdeka.com comments (5 Ironi Akil Mochtar, Ketua MK yang ditangkap KPK. ("5 irony Akil Mochtar, who was arrested KPK Chief Justice"?) This study applied a qualitative descriptive method and discourse analysis technique. This study showed that the figure of speech used were in the form of sarcasm words and phrases. Types of the words used were in the form of adjective, noun, and verb. While the language variation used based on the meaning and the language used. The language variation used can be divided into a figure of speech in the form of calumny, calls, and commands. They included regional languages and foreign languages. The use of local and foreign languages are not completely due to there are so many code mixing occurred when delivering the comments.Abstrak Sebagai seorang Ketua Mahkamah Konstitusi yang notabene selalu berhubungan dengan hukum, sangat disayangkan jika Akil Mochtar akhirnya juga tidak dapat menghindar dari hukum itu atas apa yang telah dilakukannya. Tindakan kriminal yang dilakukan telah memaksanya untuk melepaskan jabatan dan menerima hukuman, baik hukum peradilan maupun hukuman dari masyarakat. Kritikan dan komentar pedas dari masyarakat mengalir deras akibat kekecewaan yang dalam terhadap ketua institusi hukum ini. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk majas sarkasme dan ragam bahasa yang digunakan dalam pengungkapan majas sarkasme tersebut dalam komentar pada 5 Ironi Akil Mochtar, Ketua MK yang Ditangkap KPK (www.merdeka.com). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif melalui teknik analisis wacana. Penelitian ini menunjukkan bahwa majas sarkasme yang digunakan dalam artikel yang dijadikan sebagai data berupa kata dan frasa. Jenis kata yang digunakan berupa kata sifat, kata benda, dan kata kerja. Sementara ragam bahasa yang digunakan antara lain berdasarkan maksudnya dan bahasa yang digunakan. Ragam bahasa berdasarkan maksudnya dapat pula dibedakan menjadi majas yang berupa umpatan, imbauan, dan perintah. Ragam bahasa yang digunakan meliputi bahasa daerah dan bahasa asing. Penggunaan bahasa daerah dan bahasa asing ini tidak secara utuh penyajiannya karena banyak terlihat campur kode dalam penyampaian kalimat komentar tersebut.
CITATION STYLE
Irfariati, I. (2017). MAJAS SARKASME DALAM PENULISAN KOMENTAR PADA “5 IRONI AKIL MOCHTAR, KETUA MK YANG DITANGKAP KPK.” Madah: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 6(2), 163. https://doi.org/10.31503/madah.v6i2.380
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.