Keanekaragaman jenis lamun dan struktur morfologi yang cukup besar pada Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata memungkinkan ditumbuhi perifiton dimana dapat meningkatkan produktivitas primer. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelimpahan perifiton dan pola distribusinya serta hubungan kerapatan lamun terhadap kelimpahan perifiton di PulauParang, Karimunjawa. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 menggunakan metode survei dan penentuan lokasi dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, sedangkan metode pengambilan data lamun melalui metode line transect quadrant yang mengacu pada metode seagrass watch. Pengambilan daun lamun untuk pengamatan perifiton menggunakan metode sapuan daun yang selanjutnya diamati dengan menggunakan metode sensus yaitu pengamatan total dengan alat sedgwick rafter counting chamber di bawah mikroskop. Nilai kelimpahan perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides di Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 berturut–turut sebesar 2654 sel/cm2, 2831 sel/cm2, 1435 sel/cm2. Sedangkan kelimpahan perifiton pada daun lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 berurutan sebesar 0 sel/cm2, 2376 sel/cm2, 2890 sel/cm2. Kelimpahan tertinggi perifiton terdapat pada jenis lamun Enhalus acoroides, hal ini diduga karena Enhalus acoroides mempunyai penampang daun yang lebih lebar dan umur jaringan makrofil yang lebih lama. Perifiton yang mendominasi di Pulau Parang berasal dari Kelas Bacillariophyceae, diduga karena kelas ini memiliki kemampuan melekat pada substrat yang baik. Berdasarkan perhitungan Indeks Morisita maka diketahui bahwa sebaran perifiton di Pulau Parang adalah mengelompok. Kelimpahan perifiton dengan kerapatan lamun di Pulau Parang memiliki hubungan cukup erat. The variety of seagrass types and the morphological structure of Enhalus acoroides and Cymodocea serrulata allows periphyton to be grown. Periphyton can increase primary productivity and help the decomposition process of seagrass. This research aims to determine the periphyton abundance, periphyton distribution and seagrass density relationship towards periphyton abundance in Parang Island, Karimunjawa. This research was conducted on October 2018. The seagrass data was collected by using the line transect quadrant method refers to the seagrasswatch method. Taking seagrass leaf for periphyton observation using the leaf drainage method was then observed using the census method, which is a total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton abundance value on seagrass leaves of Enhalus acoroides at Station 1, Station 2, and Station 3 are 2654 cells/ cm2, 2831 cells/ cm2, 1435 cells/ cm2 respectively. While periphyton abundance on the seagrass leaves of Cymodocea serrulata at Station 1, Station 2, and Station 3 are 0 cell/ cm2, 2376 cells/ cm2, 2890 cells/ cm2 respectively. The highest abundance of periphyton was observed on Enhalus acoroides leaves. This is presumably because Enhalus acoroides has a wider leaf section and longer age of macrophilic system. Periphyton that dominates in Parang Island comes from Class Bacillariophyceae. This is likely because this class has the ability to attach on a good substrate. Based on the calculation of the Morisita Index, it is known that the periphyton distribution in Parang Island is clustered. Periphyton abundance showed a strong relation with the seagrass density.
CITATION STYLE
Ario, R., Riniatsih, I., Pratikto, I., & Sundari, P. M. (2019). Keanekaragaman Perifiton pada Daun Lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata di Pulau Parang, Karimunjawa. Buletin Oseanografi Marina, 8(2), 116. https://doi.org/10.14710/buloma.v8i2.23274
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.