ESTETIKA PASAMBAHAN PADA UPACARA PERKAWINAN DI KECAMATAN BANUHAMPU, KABUPATEN AGAM

  • Arriyanti A
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

This paper discusses about aesthetic of pasambahan in wedding ceremonial in Banuhampu District, Agam Regency. The aesthetic aspect will be seen from ‘kieh’ language in the pasambahan. All of ‘kieh’ found in pasambahan will be classified based on A.A. Navis’s classification. He devided ‘kieh’ in several kind, i.e 1) aphorism, 2) proverb, 3) proverb in general, 4) advice in general, 5) slogan, and 6) proverb or saying.Abstrak Tulisan ini mengkaji estetika pasambahan pada upacara perkawinan di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam. Unsur estetika tersebut akan diamati dari bahasa kias yang banyak dijumpai dalam pasambahan tersebut. Seluruh bahasa kias ‘kieh’ yang terdapat di dalam pasambahan  akan diklasifikasi berdasarkan bentuk yang dikemukakan oleh A.A. Navis. Ia membagi kieh ke dalam beberapa bentuk, yaitu 1) pepatah, 2) peribahasa, 3) mamang, 4) pituah, 5) pameo, dan 6) petitih.

Cite

CITATION STYLE

APA

Arriyanti, A. (2017). ESTETIKA PASAMBAHAN PADA UPACARA PERKAWINAN DI KECAMATAN BANUHAMPU, KABUPATEN AGAM. Madah: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 6(2), 123. https://doi.org/10.31503/madah.v6i2.377

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free