Fenomena anak-anak Generasi Z yang terbiasa dengan kemudahan teknologi namun cenderung individualistis membutuhkan keseimbangan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar sumber daya manusia yang unggul untuk menjawab perubahan zaman. Mengembangkan keterampilan kesantunan verbal melalui self-dwelling berbasis pengetahuan adalah suatu keharusan. Siswa generasi Z kurang sopan dari sebelumnya. Hal ini tercermin dari ungkapan dan kalimat yang kita gunakan saat mengungkapkan pendapat dan perasaan kita melalui media sosial. Kebiasaan mahasiswa masa kini yang sering kita dengar, baca, dan lihat adalah mudahnya mereka mengeluarkan kata-kata kasar dan ujaran kebencian, terkadang dibarengi dengan bumbu persahabatan yang miris. Fenomena ini menunjukkan penurunan kesantunan linguistik yang tidak hanya terkait dengan pilihan kata dan frase tetapi juga konvensi sosial global dan informasi yang mempengaruhi budaya, khususnya nilai kesantunan. Pada akhirnya, mereka memiliki aturan kebahasaan yang dianggap otoritatif, terlepas dari aturan kebahasaan yang sebenarnya.Subyek survei ini adalah siswa SMKN 7 Medan.dan bagaimana mendokumentasikannya. Hasil penelitian ini adalah isi pembelajaran sopan santun, cara menghargai dan mencintai, cara berbicara benar, cara mengucapkan pujian, cara menyapa dan menyapa, cara memberi komentar, cara mengungkapkan perasaan simpati, cara meminta maaf, cara hingga Cara penggunaan bahasa nonverbal, semua itu disampaikan dalam model animasi agar murid SMKN 7 lebih menyukai dalam kegiatan aktivitas belajar kesantunan berbahasa.
CITATION STYLE
Yunus, R. N., & Putri, R. E. (2023). PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN KESANTUNAN BERBAHASA BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI TERAPI PEMBELAJARAN DIGITAL PADA SISWA SMK N 7 MEDAN. LINGUISTIK : Jurnal Bahasa Dan Sastra, 8(1), 70. https://doi.org/10.31604/linguistik.v8i1.70-76
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.