Implementasi penggunaan metode rekayasa nilai (value engineering) sangat tepat dilakukan pada tahapan pelaksanaan konstruksi (civil works) karena secara kontraktual nilai pekerjaan proyek sudah tertuang didalam dokumen kontrak dan perubahan desain menggunakan VE memerlukan suatu inovasi dan kreativitas dalam proses mereduksi suatu elemen biaya yang memiliki potensi pembesaran biaya, dan secara prinsip tidak menghilangkan aspek kinerja (perform), ketahanan (durability), keandalan (reability), mutu, fungsi, manfaat, estetika dan aspek lainnya. Dalam segi pelaksanaan pekerjaan sangat mudah dan sangat efektif mengingat fungsi bahu jalan sebagai tempat pemberhentian darurat juga sebagai penahan samping terhadap gaya lateral yang timbul dari jalur lalu lintas (carriage way), secara estetika juga sangat bagus dan kokoh karena dari visual permukaan jalan terlihat perbedaan antara jalur lalu lintas (aspal) dan bahu jalan (beton). Berdasarkan hasil anlisis rekayasa nilai (value engineering) yang telah dilakukan pada proyek Pengembangan Jaringan Jalan Trans Selatan - Selatan Pulau Jawa dan sudah dilakukan beberapa tahapan tahapan diantaranya tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreatifitas, tahap evaluasi dan tahap pengembangan, diperoleh kesimpulan bahwa pemilihan model struktur bahu jalan berpenutup atau diperkeras diatas gradien 4 % di daerah tanjakkan dan turunan yang paling optimal dan masih sesuai dengan regulasi yang diperkenankan yaitu dengan menggunakan laston lapis aus / asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan tebal 4 cm.
CITATION STYLE
Miftachul Rozi, Nusa Sebayang, & Lies K. Wulandari. (2022). Rekayasa nilai (value engineering) pada proyek Pengembangan Jaringan Jalan Trans Selatan - Selatan Pulau Jawa. INFOMANPRO, 11(2), 7–12. https://doi.org/10.36040/infomanpro.v11i2.5823
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.