Perbaikan Desain sistem Industri Tekstil dengan Six Sigma dan FMEA untuk peningkatan mutu proses. Six Sigma merupakan metoda peningkatan kualitas secara terus menerus ,dengan cara meminimalkan jumlah cacat. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) alat dipergunakan untuk bantu penentuan tindakan yang sesuai , penghilangan mode kegagalan secara prioritas. Selanjutnya tahapan improve untuk penentuan faktor paling berpengaruh terhadap terjadinya cacat warna, supaya pengaruh dari factor gangguan jadi minimum. Apabila fungsi kontrol dilakukan dan factor penyebab cacat tidak muncul lagi akan terjadi peningkatan nilai sigma. Hasil analisa FMEA diperoleh factor temperature mesin dan material yang paling berpengaruh terhadap terjadinya cacat warna, dengan nilai RPN masing –masing 210 dan 120, Hasil perhitungan Six Sigma terjadi peningkatan nilai sigma darikondisi awal sebesar 3,78 sigma menjadi 4,93 sigma, atau terjadipeningkatan kemampuan proses 1,15 sigma. Usulan perbaikan menggunakan DOE (design of experiment) agar cacat warna tidak muncul disarankan dengan seting alat control suhu mesin thermosol dan pencampuran bahan kimia NaCl dioptimalkan. Kata Kunci : Six Sigma, FMEA, DOE
CITATION STYLE
Sudri, N. M., Widianty, Y., & Fernanda, A. (2020). Aplikasi Six Sigma dan Design of Experiment untuk Peningkatan Mutu Proses Kain Cotton Tetoron (Studi Kasus Perusahaan Tekstil). Jurnal IPTEK, 4(2). https://doi.org/10.31543/jii.v4i2.167
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.