Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat mortalitas Sapi Bali pada pemeliharaan tradisional di Kecamatan Nanaet Dubesi Kabupaten Belu. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2018. Metode yang digunakan adalah metode survei terhadap potensi ternak yang dipelihara oleh peternak. Variabel yang diamati meliputi karakteristik peternak, angka kelahiran, tingkat mortalitas, jumlah pemilikan dan pemotongan ternak, tingkat penjualan dan kehilangan ternak, dan tata laksana pemeliharaan ternak. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peternak sangat berpengaruh tatalaksana pemeliharaan ternak. Tingkat kelahiran pedet pada tahun 2016 sebanyak 378 ekor atau sebesar 45,11% dari 911 ekor induk, dan pada tahun 2017 sebanyak 460 ekor atau sebesar 54,89% dari 934 ekor induk. Tingkat mortalitas Sapi Bali pada tahun 2016 sebesar 23,74% atau sebanyak 61 ekor, dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 76,26% atau sebanyak 196 ekor. Sebagian besar (53,3% atau 80 orang peternak) memelihara ternak dengan kisaran 5 sampai 10 ekor. Jumlah pemotongan ternak pada tahun 2016 sebanyak 1 ekor atau sebesar 0,06% dari jumlah populasi 1646 ekor, dan pada tahun 2017 sebanyak 39 ekor atau sebesar 2,24% dari jumlah populasi 1740 ekor. Kehilangan ternak pada tahun 2016 sebanyak 14 ekor atau sebesar 0,9% dari populasi 1640 ekor, dan pada tahun 2017 sebanyak 20 ekor dari populasi 1740 ekor. Disimpulkan bahwa pola pemeliharaan Sapi Bali secara tradisional di Kecamatan Nanaet Dubesi berdampak pada penurunan angka kelahiran, dan cenderung meningkatkan angka mortalitas setiap tahunnya.
CITATION STYLE
Meta, A. (2018). Analisis Tingkat Mortalitas Sapi Bali pada Pemeliharaan Tradisional di Kecamatan Nanaet Dubesi Kabupaten Belu. JAS, 3(3), 43–46. https://doi.org/10.32938/ja.v3i3.538
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.