Kebisingan diartikan sebagai suara yang melebihi batas kesehatan pendengaran manusia. Umumnya manusia tidak menyadari bahwa suara yang ada disekitarnya telah melebihi ambang batas pendengaran. Padahal dampak yang timbul bagi kesehatan cukup besar. Area pendidikan yang terletak di samping jalan arteri menjadi salah satu tempat yang perlu mendapat perhatian khusus terkait kebisingan akibat lalu lintas kendaraan. Berdasarkan pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan di SMKN 1, salah satu sekolah di Merauke yang berada di samping jalan arteri tingkat kebisingannya sebesar 72,21 dB melebihi ambang batas untuk kawasan pendidikan 55 dB. Tingkat bising tersebut perlu dikurangi. Salah satunya dengan media tanaman. Melihat permasalahan itu maka dilakukan pengujian terhadap beberapa jenis tanaman yang umumnya ditanam oleh masyarakat Merauke sebagai tanaman pagar. Pengujian menggunakan model terowongan dengan menempatkan tanaman pada pintu terowongan kemudian alat sound level meter ditempatkan pada jarak 1m, 2m, 3m dan 4m. Sumber suara diberikan di pintu terowongan sebesar 72,21 dB, nilai yang sama dengan tingkat bising pada SMKN 1 Merauke. Hasil pengujian didapatkan tanaman palem paling efektif untuk mereduksi suara, berikutnya tanaman anggin, tanaman pucuk merah dan tanaman glodokan, pohon sirsak.
CITATION STYLE
Nababan, D. S. (2022). Pereduksi Suara Bising Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Menggunakan Tanaman. Musamus Journal of Civil Engineering, 4(02), 56–60. https://doi.org/10.35724/mjce.v4i02.4402
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.