Dalam penelitian ini membahas psikolinguistik telah memberikan banyak temuan yang menjelaskan bagaimana siswa memperoleh bahasa, menghasilkan dan merasakan baik bahasa lisan maupun tulisan. Temuan-temuan tersebut telah digunakan dalam pengajaran Bahasa di sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Berau. Beberapa ahli telah menggunakan sebagai teori dasar dalam mengembangkan pengajaran bahasa. Hal ini dikenal sebagai pendekatan psikolinguistik. Pendekatan psikolinguistik memandang belajar sebagai proses kognitif individu yang terjadi dalam diri individu tersebut kemudian bergerak ke dimensi sosial. Sebagai pendekatan, ada beberapa metode yang dikembangkan berdasarkan teori psikolinguistik seperti metode natural, metode respon fisik total, dan metode suggestiopedia. Metode ini menerapkan prinsip-prinsip psikolinguistik bahwa bagaimana siswa memperoleh bahasa ibu atau Bahasa kedua, mempelajari bahasa kedua, mempersepsikan suatu bahasa, dan menghasilkan bahasa. Persepsi bahasa mengacu pada mendengarkan dan membaca, sedangkan produksi bahasa mengacu pada berbicara dan menulis. Mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis disebut sebagai empat keterampilan berbahasa. Psikolinguistik juga membantu menjelaskan kesalahan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran bahasa tersebut. Dalam psikolinguistik juga telah mendefinisikan ada jenis gangguan otak yang dapat mempengaruhi suatu kinerja belajar bahasa. Psikolinguistik terutama membantu guru untuk mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat untuk mengajarkan empat hal tersebut pada keterampilan bahasa.
CITATION STYLE
Karyani Tri Tialani, & Yusak Hudiyono. (2023). AKULTURASI DAN EFEKTIFITAS PENYERAPAN BAHASA KEDUA DI LINGKUNGAN FORMAL MELALUI PRINSIP PSIKOLINGUISTIK (STUDI KASUS: DI SMAN 1 BERAU). Jurnal Cakrawala Ilmiah, 2(5), 1911–1920. https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v2i5.4614
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.