Kuliner Bau-Bau Sulawesi Tengggara tradisional dapat diolah dengan perpaduan penyajian teknik fusion food menjadi hidangan tradisional yang dikenal di masyarakat umum sehingga menimbulkan ide-ide dari penulis dalam inovasi kuliner tradisional daerah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui inovasi fusion food dan daya terima masyarakat terhadap kuliner Bau-Bau Sulawesi Tenggara dari aspek rasa, aroma, warna, dan tekstur. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen kuantitatif dengan menggunakan Uji Hedonik. Populasi terdiri dari mahasiswa dan dosen Politeknik Bosowa dengan alokasi proportional sebanyak 45 orang dipilih sebagai sampel untuk menguji rasa, warna, aroma, dan tekstur pada kuliner. Terdapat enam kuliner yaitu kapusunosu, sup ikan parende, lapa-lapa, ikan katapai, konduru, dan onde-onde gola dengan menggunakan resep baku tradisional. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Nilai rata-rata tertinggi dari rasa adalah onde-onde dengan skor 4.77 dari skor maksimum 5. Dari segi warna, panelis kebanyakkan memilih lapa-lapa dengan nilai rata-rata sebanyak 4.36 dan kapusunosu skor sebanyak 4.12. Dari segi aroma, panelis kebanyakan memilih ikan parende dengan nilai rata-rata sebanyak 4.29 dan ikan katapai skor sebanyak 4.55. Aspek tekstur kebanyakkan panelis memilih konduru dengan nilai rata-rata sebanyak 4.38 dan onde-onde skor sebanyak 4.47. Dilihat dari hasil penilaian rata-rata panelis mendapatkan kriteria sangat suka dengan menggunakan skala likert data ordinal diperoleh nilai rata-rata tertinggi secara keseluruhan. Rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana inovasi fusion food dan daya terima masyarakat terhadap kuliner Bau-Bau Sulawesi Tenggara dari segi rasa, warna, aroma, dan tekstur.
CITATION STYLE
Putri, R. C., Andriani, D., & Achmadi, N. S. (2023). Inovasi Gastronomi Kerajaan Buton Dengan Teknik Fusion Food Pada Kuliner Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Home Journal., 5(2). https://doi.org/10.61141/home.v5i2.406
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.