he term ‘national film’ has a long history, and in some circles is a subject of debate, going to the terms “Third Cinema†and “First Cinemaâ€. The basic question with what is called ‘national film’ will be discussed in this paper, by analyzing the film Fiksi. (2008). The choice of this movie is based on its director, who is a woman, and was produced after the New Order. This paper discusses how a post-New Order women-directed film tries to create a ‘national film’ identity. Furthermore, the writer tries to analyze the question of women representation in the Fiksi. film or a sharp distinction between the New Order film discourse and Fiksi. This film shows a cautious approach towards the ‘national film’ identity, even though it is filled with various gender and social issues. As a post-New Order cinema, this film is lucky in that it did not have to face censorship on its critique. Istilah film nasional ini pun memiliki sejarah panjang dan menjadi perdebatan di beberapa kalangan dengan mengacu pada istilah “Sinema Ketiga†dan “Sinema Pertamaâ€. Pertanyaan mendasar dengan apa yang disebut dengan film nasional akan dibahas dalam tulisan ini dengan menganalisis film Fiksi. (2008). Pemilihan film ini juga didasari atas film yang bersutradara perempuan dan yang diproduksi pasca-Orde Baru. Tulisan ini membahas bagaimana sebuah film pasca-Orde Baru yang disutradarai perempuan berupaya untuk memiliki identitas sebagai film nasional. Selain itu, pertanyaan tentang bagaimana representasi perempuan pada film Fiksi. atau adakah perbedaan yang mencolok antara wacana film Orde Baru dan film Fiksi., terutama dalam hal representasi perempuan juga akan muncul. Film ini kemudian menunjukkan identitas sebagai film nasional yang masih gamang meskipun di dalamnya sarat isu gender dan isu-isu sosial. Sebagai sinema pasca-Orde Baru, film ini beruntung karena tidak perlu terkena sensor atas kritiknya.
CITATION STYLE
Nariswari, F. S. (2018). Film Fiksi.: Antara Identitas Film Nasional dan Sinema Pasca-Orde Baru. Urban: Jurnal Seni Urban, 1(2), 195–210. https://doi.org/10.52969/jsu.v1i2.13
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.