Pesantren mengaitkan kitab kuning berbagai kebutuhan hidup termasuk misalnya memperkaya wawasan dan memperluas pemahaman santri kepada sumber otoritatif ajaran Islam (al-qur’an dan al-hadits) yang berpijak pada pemikiran ulama; pembangun madzhab atau ulama yang diakui otoritas intektual dan keperibadiannya. Masalah penelitian ini adalah “bagaimana kurikulum pendidikan pesantren bisa melahirkan nasionalisme santri? Masalah ini akan dijawab dengan metode penelitian yang ditentukan yaitu dengan pendekatan kualitatif dnga melalui pengumpulan data observasi, interview dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Pesantren mengkaji Kitab Kuning sebagai garapan utama dan pertama, dari garapan ini melahirkan refleksi intelektual dan tradisi keilmuan sebagai identitas muslim Indonesia. Khas keilmuan berbasis Kitab Kuning tersebut dapat melahirkan santri (ilmuan) yang peka pada urusan budaya lokal: sebagai modal kemajuan muslim Indonesia dipersiapkan untuk beradaptasi dengan kemajuan iptek dunia di masa depan. Pesantren mampu mendidik karakter santri, membangun jiwa nasionalisme bahkan santri mampu menguasai keterampilan khusus (life skill).
CITATION STYLE
Halid, A. (2019). Kurikulum Pendidikan Pesantren: Mengurai Pembentukan Karakter Nasionalisme Santri. TARLIM : JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, 2(2), 111. https://doi.org/10.32528/tarlim.v2i2.2605
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.