Background: Lens extraction in patients with glaucoma secondary to cataracts is regarded as the gold standard for treatment. In addition to increasing one's visual acuity after extraction of a cloudy lens, lens extraction may also reduce the patient’s intraocular pressure, hence reducing the risk of long term vision loss and retinal damage.Aims: This study aims to establish the link between different types of lens extraction procedures and intraocular pressure change, as well as establishing the link between hypertension and diabetes mellitus and the degree of intraocular pressure change.Methods: This study is a retrospective cohort study involving 19 subjects with ongoing or a history of secondary glaucoma due to cataract. Research subjects are grouped based on the type of cataract extraction which they underwent and based on hypertension status and diabetes mellitus status. Acquired data is then analyzed descriptively and analytically.Results: The average reduction of intraocular pressure in this study is 10.302 mmHg. Patients with hypertension had a statistically significant decrease in intraocular pressure change compared to patients without hypertension. The link between intraocular pressure change and diabetes mellitus remains to be inconclusive from this study.Conclusion: Lens extraction lowers intraocular pressure in secondary glaucoma due to cataract patients. The type of lens extraction underwent by the patients affects the magnitude of intraocular pressure change. Patients with a history of hypertension has a significantly lower intraocular pressure change compared to those without history of hypertension.  Latar Belakang: Ekstraksi lensa yang keruh pada pasien dengan glaukoma sekunder akibat katarak merupakan baku emas bagi terapi pasien dengan glaukoma sekunder akibat katarak. Selain peningkatan ketajaman penglihatan seseorang setelah ekstraksi lensa yang sudah keruh, ekstraksi lensa juga dapat menurunkan tekanan intraokuler seseorang, sehingga dapat berperan juga dalam managemen glaukoma seseorang.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara prosedur ekstraksi lensa terhadap penurunan tekanan intraokuler, serta meneliti hubungan antara status hipertensi dan diabetes mellitus terhadap perubahan tekanan intraokuler.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohor retrospektif yang melibatkan 19 subyek dengan glaukoma sekunder akibat katarak. Subyek penelitian dikelompokkan berdasarkan prosedur ekstraksi lensa yang dilakukan dan status hipertensi dan diabetes mellitus. Pengolahan data univariate dilakukan secara deskriptif dan analitik.Hasil: Rata-rata penurunan tekanan intraokuler pasca operasi dari seluruh populasi ialah 10,302 mmHg. Nampaknya pasien dengan riwayat hipertensi akan mengalami penurunan tekanan intraokuler lebih sedikit dibandingkan pasien tanpa riwayat hipertensi. Pengaruh riwayat diabetes mellitus kepada penurunan tekanan intraokuler masih inkonklusif.Kesimpulan: Prosedur ekstraksi lensa dapat menurunkan tekanan intraokuler pasien. Jenis ekstraksi lensa yang dilakukan berpengaruh terhadap besar perubahan tekanan intraokuler pasca ekstraksi lensa. Pasien dengan riwayat hipertensi mengalami perubahan tekanan intraokuler yang lebih kecil dibanding pasien tanpa riwayat hipertensi. Pengaruh diabetes terhadap perubahan tekanan intraokuler pasca ekstraksi lensa membutuhkan penelitian lebih lanjut.
CITATION STYLE
Sebastian, M., Kusumadjaja, M. A., & Sutyawan, I. W. E. (2020). Perubahan tekanan intraokuler pasca ekstraksi lensa pada pasien glaukoma sekunder akibat katarak senilis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Intisari Sains Medis, 11(2), 745–749. https://doi.org/10.15562/ism.v11i2.682
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.