Penataan ruang di Indonesia diatur dalam undang-undang nomor 26 tahun 2007. Penataan ruang di Indonesia tidak hanya mengacu pada wilayah darat saja, tetapi termasuk wilayah pesisir dan laut. Berdasarkan UU No.27 Tahun 2007 mengenai pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, menjelaskan bahwa pengelolaan wilayah ini sebagai suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil. Letak Kepulauan Indonesia berada pada jalur gempa aktif didunia yang merupakan tingkat kegempaan yang tinggi didunia yang dapat menyebabkan tsunami. Tingkat kegempaan di Indonesia, sekitar 10 kali lipat dari tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986 dalam Disposaptono, 2005). Gelombang tsunami akan naik kedaratan dan menyapu benda yang dilaluinya, proses tsunami akan terjadi, beberapa saat setelah terjadi gempa tektonik didasar laut. (Soerono, 2005, hal 5). Berdasarkan analisis probabilistik mengenai wilayah kegempaan, Propinsi NTT terkategori sebagai wilayah 6 (enam). Wilayah 6 (enam) merupakan daerah yang mempunyai potensi paling tinggi untuk mengalami gempa tektonik yang dapat menyebabkan tsunami. Kabupaten Flores Timur beribukotakan Larantuka. Berdasarkan informasi yang diperoleh, tsunami besar akibat gempa tektonik yang melanda pesisir Kota Larantuka, yakni pada tahun 1982 dan tahun 1992. Tahun 1982, gempa tektonik ini memiliki intensitas 5,9 skala richter. Kerusakan yang terjadi cukup parah karena pusat gempa berada pada laut dangkal flores bagian timur. Jumlah korban meninggal sekitar 13 jiwa. Kejadian tahun 1992, memiliki intensitas gempa 7,5 skala richter, dengan maksimal run-up sekitar 26 m. Gempa ini menguncang seluruh bagian Pulau Flores. Penelitian ini bertujuan mengkaji kerentanan kawasan bencana tsunami pesisir di Kota. Memperhatikan pemanfaatan pesisir di daerah rawan tsunami. Menciptakan kondisi yang lebih baik, berupa kondisi aman, nyaman, tanggap terhadap bencana dan tidak menjadi ancaman resiko bencana tsunami, Guna Mewujudkan Mitigasi bencana tsunami bagi Kota Larantuka. Penelitian ini berdasarkan pendekatan Kualitatif Rasionalisme. Pandangan kualitatif rasionalisme, berlandaskan pemahaman sejumlah argumen (idealisasi, rasionalisme), mencari kebenaran dengan logika, yang dibangun berdasarkan pengembangan teori-teori (Muhadjir, 1998: 74-80). Penelitian ini membangun teori berdasarkan pengalaman berupa fenomena alam berupa bencana tsunami yang pernah terjadi, berdasarkan argumen dengan mencari kebenaran logika berdasarkan aspek terkait. Pengalaman bencana ini dengan melihat pada fenomena tsunami yang sering terjadi Negara Indonesia, khususnya ProVinsi NTT. Aspek terkait dalam membangun teori yang ada berupa resiko pesisir terhadap bencana tsunami, karakteristik fisik kawasan pesisir, Kelengkapan perlindungan kawasan pesisir dan Zona Kerentanan Bencana Tsunami di Kota Larantuka. Kerentanan Bencana Tsunami di Kabupaten Flores Timur khususnya Kota Larantuka, dipengaruhi oleh resiko pesisir Kota yang berada pada patahan lempeng. Karakteristik fisik kawasan pesisir Kota Larantuka rentan tsunami. Kecenderungan topografi datar lantai antara 0-15%. Bentuk pantai berbentuk teluk, tanjung . Arah Arus & Gelombang: Arah arus dan gelombang berasal dari utara tapak (laut Flores), searah dengan arah arus, mempercepat pencapaian tsunami ke kawasan. Pengaturan permukiman terdepan yang berjajar dengan arah datang tsunami. . Server jalur komunikasi RANET (RAdio InterNET, Penangan bencana di Kota Larantuka bentuk peringatan Dini. Zona Kerentanan Bencana Tsunami sebagai Zona perlindungan tsunami bagi Kota Larantuka (The Zone Escape Tsunamics of Larantuka City). Pembagian kawasan ke dalam zona-zona kerentanan. Zona Perlindungan (Escape Zone) di daerah berkerentanan tinggi. Sebagai Zona Pemanfaatan sebagai zona kerentanan sedang dan Zona Aman (Save Zone) yang jauh dari pantai sebagai zona kerentanan rendah.
CITATION STYLE
Handayani, G. D. (2019). Kajian kerentanan bencana Tsunami di kawasan pesisir. FLOBAMORA, 2(1), 52–63. https://doi.org/10.46888/flobamora.v2i1.14
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.